P2M Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta Upaya Penerapan Konsep Hidup Sehat ala Jepang di Lingkungan Masyarakat Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur

Masih dalam rangka kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Prodi Pendidikan Bahasa Jepang UNJ  di wilayah binaan Kelurahan Malaka Sari, kali ini P2M yang diketuai oleh Dr. Nur Saadah Fitri Asih, M.Pd. mengangkat tema “Upaya Penerapan Konsep Hidup Sehat ala Jepang”. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya untuk mengenalkan beberapa gaya hidup sehat yang diterapkan oleh penduduk negeri sakura kepada lapisan masyarakat Indonesia.

Kegiatan dilaksanakan pada hari  Jumat, 12 Agustus 2022, bertempat di Aula RPTRA Malaka Sari, Jakarta Timur. Pada P2M kali ini menghadirkan pembicara dari Jepang yaitu Ms. Sayano Sakamoto sehingga para peserta sangat antusias dan aktif ingin mengenal lebih jauh mengenai budaya masyakarat Jepang, khususnya berkenaan dengan pola hidup sehat ini. Sebagai moderator sekaligus penerjemah Bapak Dr. Komara Mulya, M.Ed. dapat membawa suasana lebih kondusif dan menarik.

 

Berbekal materi yang disajikan dalam format powerpoint, Sayano memamaparkan beberapa upaya hidup sehat ala Jepang, yaitu :

  1. Makan dengan komposisi 1 sup 3 lauk

Pola makan sehat ini dikenal dengan “Ichiju-sansai” yang berarti 1 sup 3 lauk. Komposisi ini dianggap sebagai pola makan yang sehat karena memiliki kandungan nutrisi seimbang yaitu karbohidrat dari nasi, protein dari daging atau ikan, serta vitamin, serat dan mineral dari sayur mayur. Adapun sup yang biasa dihidangkan adalah sup miso.

  1. Mengonsumsi makanan sesuai dengan pembagian 3 warna

Sejak usia sekolah, anak-anak di Jepang diajarkan mengenai klasifikasi makanan ke dalam 3 warna yang berbeda, yaitu merah, kuning dan hijau. Merah adalah makanan yang mengandung banyak protein, zat besi dan kalsium. Contohnya daging, ikan dan telur. Kuning adalah makanan yang tinggi karbohidrat, seperti nasi dan roti. Hijau adalah makanan dengan kandungan vitamin dan mineral tinggi, misalnya sayur dan buah. Dengan mengacu pada pembagian ini, diharapkan jumlah kalori yang didapatkan sesuai dengan standar nutrisi.

  1. Menggunakan sedikit minyak dan gula ketika memasak

Berbeda dengan orang Indonesia yang kerap kali memasak dengan minyak hingga makanan terendam, orang Jepang hanya menggunakan satu sendok the minyak ketika memasak. Selain itu, mereka juga menghindari terlalu sering mengonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan gula yang tinggi. Hal ini dikarenakan minyak dan gula yang terlalu banyak dapat meningkatkan resiko beberapa penyakit serius seperti diabetes, jantung, dan stroke.

  1. Mengunyah makanan sebanyak 30 kali

Dengan mengunyah makanan sebanyak 30 kali, makanan yang kita konsumsi akan menjadi sangat halus sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh. Dengan demikian, nutrisi yang masuk dan diserap tubuh menjadi lebih maksimal. Tidak cukup sampai di situ, mengunyah makanan hingga halus akan membuat kita merasa lebih cepat kenyang sehingga makanan yang dikonsumsi menjadi lebih sedikit. Hal ini terbukti efektif sebagai salah satu cara untuk menurunkan berat badan.

  1. Mengonsumsi sayur terlebih dahulu disusul dengan lauk utama dan nasi

Untuk menjaga berat badan agar tetap sehat dan ideal, orang Jepang cenderung mengonsumsi sayuran terlebih dahulu sebelum akhirnya diikuti dengan daging atau ikan dan nasi. Semangkuk sayuran dianggap cukup untuk mengisi perut sehingga mampu mengurangi asupan makanan lainnya yang berlebihan, misalnya nasi.

Dikutip dari liputan6.com, sebuah studi di New York City, Amerika Serikat pada tahun 2015 menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat sebelum protein dan sayuran akan meningkatkan kadar gula darah dan insulin setelah makan. Sementara itu mengonsumsi sayuran disusul dengan protein dan karbohidrat mampu menurunkan kadar gula darah sekitar 29 persen lebih rendah setelah 30 menit, 37 persen lebih rendah setelah 60 menit dan 17 persen lebih rendah setelah dua jam. Diketahui bahwa kadar insulin juga lebih rendah ketika orang mengonsumsi sayuran dan protein sebelum karbohidrat.

  1. Mandi dengan air hangat dan melakukan peregangan tubuh

Orang Jepang gemar merendam tubuh mereka dengan air hangat ketika mandi. Dikutip dari dw.com, seorang dokter medis dan profesor di Tokyo City University, Shinya Hayasaka, mengatakan bahwa merendam tubuh di air panas dapat meningkatkan suhu tubuh sehingga arteri mengendur dan melebar, menurunkan tekanan darah, memperlancar sirkulasi darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, mengurangi rasa sakit pada persendian, tendon, ligamen dan otot sehingga tubuh terasa rileks dan tidur pun menjadi lebih nyenyak.

Bagi orang Jepang yang tidak memiliki bathtub atau kolam air panas, mereka akan merendam kedua kaki di air panas menggunakan wadah seperti baskom biasa atau baskom elektrik yang dapat dibeli bebas di pasaran. Tidak lupa melakukan peregangan tubuh agar otot menjadi rileks dan peredaran darah pun lancar.

  1. Melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit satu kali dalam satu tahun

Jika memungkinkan, orang Jepang akan melakukan medical check-up atau pemeriksaan kesehatan di rumah sakit secara rutin selama satu tahun sekali. Walaupun tidak ada gejala, namun pemeriksaan akan tetap dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

 

Pemberian materi ditutup dengan sesi tanya jawab singkat, pemberikan cenderamata untuk pembicara yaitu Sayano Sakamoto dan rekannya, Haruka Azuma. Kegiatan P2M di RPTRA Malaka Sari berjalan dengan lancar dan berakhir pada pukul 11.00 WIB. (FP)