BELAJAR MEMAKNAI KEBERAGAMAN INDONESIA DENGAN MENJADI KAKAK SABANGMERAUKE

[easingslider id=”1440″]

Aulia Trisilia, mahasiswa semester 5 Prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta, terpilih menjadi KSM alias Kakak SabangMerauke. Kegiatan ini merupakan program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia yang bertujuan menanamkan semangat toleransi, pendidikan, dan keindonesiaan. Dalam program ini, dia bertugas mendampingi ASM atau Adik SabangMerauke, anak-anak remaja dari berbagai daerah di Indonesia yang tinggal bersama keluarga asuh dengan perbedaan latar belakang agama dan budaya.

Untuk memahami keberagaman di Indonesia, program ini menyelenggarakan kegiatan kunjungan ke lima tempat ibadah di Jakarta. Pada Kamis (4/7) pagi itu, Aulia berkesempatan mengunjungi Gereja Katedral, Jakarta, bersama puluhan kakak dan adik SabangMerauke.  Aulia mengaku ini pertama kalinya dia masuk gereja. Setelah berinteraksi dengan pastor yang menyambut mereka, Aulia mendapatkan perspektif baru. “Ternyata aku masuk gereja, vihara, bahkan pura pun, aku merasakan ketenangan yang sama seperti aku masuk ke masjid. Karena pada dasarnya, itu sama-sama tempat berdoa, tempat ibadah. Aku nggak merasa kayak kepanasan seperti yang teman-teman bilang. Lucu saja sih stigma yang kayak begitu”. Selain mengunjungi Gereja Katedral, rombongan mengunjungi Masjid Istiqlal, Gereja Immanuel, Pura Aditya Jaya, dan Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya.

Selama tiga pekan, mulai 1 sampai 19 Juli 2019, Aulia menemani Adik SabangMerauke bernama Jelfin Rahimbera yang merupakan peserta yang kampung halamannya paling jauh. Dia tinggal di Desa Lekokadai, Mangoli Barat, Kepulauan Sula, Maluku Utara. Selama di Jakarta, dia tinggal di rumah pasangan Sugeng Hariadi dan Dewi Kurnia Salwa. Para remaja yang ikut program SabangMerauke tak hanya belajar toleransi, tetapi mereka juga dipompa semangatnya untuk mengejar pendidikan yang tinggi.

Artikel ini menyadur dari laman:

https://x.detik.com/detail/intermeso/20190722/Perjumpaan-Memudarkan-Prasangka/