Jurnalisme Media Daring Bersama Aningtias Jatmika, Reporter Media Daring

1

Media daring sekarang ini lebih banyak diminati dari pada media lain seperti televisi, radio, ataupun koran. Banyaknya peminat media ini disebabkan oleh kemudahan dalam mengaksesnya. Kita dapat membacanya kapan saja dan dimana saja selama ada jaringan internet. Selain itu, informasi yang disajikan pun cepat tersebar tanpa perlu menunggu lama seperti pada koran yang perlu dicetak terlebih dahulu. Salah satu keunggulan lainnya adalah semua orang bisa menjadi jurnalis media daring sebab yang kita butuhkan hanyalah menulis sesuatu lalu mengirimnya ke media sosial, kemudian orang lain akan membacanya.

Walaupun banyak kemudahan yang diperoleh, media daring rawan terhadap berita hoaks sebab siapa saja dapat dengan mudah memberitakan sesuatu. Maka, sikap bijak diperlukan dalam membaca berita di media daring. Jangan sampai menjadi orang yang mudah termakan berita palsu.

Aningtias Jatmika adalah salah satu reporter media daring yang sangat menyukai pengalaman. Ia sudah pernah bekerja di beberapa media dan juga pernah menjadi editor di salah satu penerbit besar. Hobinya adalah menonton film dan menjelajahi tempat eksotis di negeri ini. Dengan gaya tomboinya yang asik, ia mengisi kelas Teori dan Aplikasi Jurnalistik Prodi Sastra Indonesia pada Jumat (1/12). Dia sendiri juga merupakan lulusan Prodi Sastra Indonesia. Kehadirannya bertujuan untuk berbagi pengalaman kerja dan membuka pengetahuan mahasiswa tentang media daring.

Dengan metode tanya jawab, diskusi pun dilakukan. Aningtias menceritakan bahwa ia menulis berita berdasarkan hobinya yaitu berita gaya hidup. “Pekerjaan membuat saya bisa memenuhi hobi, dari hobi saya dapat menulis dan bekerja”, ujarnya.

“Menjadi seperti saya dapat dengan mudah kalian lakukan misalnya kalian pergi ke tempat makan yang baru dibuka, lalu kalian tulis artikel tentang tempat makan tersebut, mudah kan?”, menurutnya. Poin penting dalam media daring adalah kita harus mampu membuat judul yang menarik supaya orang tertarik untuk membacanya. Semakin banyak orang yang membuka situs suatu media, semakin tinggi nilainya.