LOKAKARYA BENTUK LATIHAN BAHASA MANDARIN UNTUK GURU SMA

(Kerjasama Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin UNJ dengan Ikatan Guru Mandarin Indonesia (IGUMI))

Berdasarkan profiling guru bahasa yang ditetapkan European Profiling Grid (EPG), guru perlu menguasai beberapa kompetensi di antaranya methodology, assesment, lesson and course planning, interaction management and monitoring. Kompetensi-kompetensi tersebut diajarkan pada Program Studi Pendidikan yang mempersiapkan lulusannya menjadi guru. Namun,  saat ini tidak semua guru bahasa Mandarin berasal dari Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin. Dengan demikian, tidak semua guru bahasa Mandarin saat ini dipersiapkan menjadi guru semasa pendidikannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutami (2007),  latar belakang guru bahasa Mandarin beragam yaitu: (1) Lulusan sekolah Tionghoa sebelum tahun 1966; (2) Memperoleh bahasa Mandarin melalui komunikasi sosial; (3) Lulusan program studi Sastra Cina atau sinologi di universitas dalam negeri; (4) Mengikuti pelajaran bahasa Mandarin di luar negeri (RRT, Taiwan); (5) Lulusan kependidikan bahasa Mandarin di dalam dan luar negeri. Selain kelima jenis pengajar di atas, juga ada guru bantu dari RRT. Meskipun penelitian ini dilakukan tahun 2007, sehingga  data penelitian perlu diperbaharui, namun sedikit banyak masih cukup relevan untuk menggambarkan kondisi pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pengurus Ikatan Guru Bahasa Mandarin Indonesia (IGUMI) yang menyatakan bahwa latar belakang guru-guru yang tergabung dalam IGUMI sangat beragam, tidak semuanya memiliki latar belakang Pendidikan Guru Bahasa Mandarin.

EPG memaparkan bahwa kualifikasi seorang guru bahasa asing mencakupi kemahiran berbahasa, lulusan dari pendidikan bahasa ataupun mengikuti pelatihan sebagai guru bahasa yang diselenggarakan oleh institusi pencetak guru, serta berpengalaman mengajar. Paparan ini mengindikasikan bahwa guru-guru bahasa Mandarin yang berlatar belakang nonkependidikan/keguruan dapat mencapai kualifikasi guru bahasa asing yang diharapkan dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Untuk itulah PSPBM UNJ bekerja sama dengan Ikatan Guru Bahasa Mandarin Indonesia (IGUMI) melaksanakan kegiatan “Lokakarya Bentuk Latihan Bahasa Mandarin untuk Guru Sekolah Menengah Atas (Tahap I).”

Melalui lokakarya ini diharapkan peserta dapat saling berbagi ilmu, pengalaman, ide untuk mengembangkan ragam bentuk latihan keterampilan bahasa Mandarin. Dengan meningkatnya kompetensi guru dalam bidang assesment (salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru menurut EPG), maka produk bentuk latihan yang dibuat guru akan meningkat mutunya, sesuai dengan kompetensi yang diharapkan sehingga meningkatkan kemampuan pemelajar.

Lokakarya untuk guru SMA dalam rangka Dies Natalis UNJ ke 58 merupakan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat berbasis penelitian yang memayungi tugas akhir 5 mahasiswa PSPBM UNJ yaitu mengenai Bentuk-bentuk Latihan Keterampilan Bahasa Mandarin (Keterampilan Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis dan Tata Bahasa). Lokakarya yang diperuntukkan bagi guru SMA ini akan diadakan secara berseri selama dua tahun. Tahun ini merupakan seri I. Seri I adalah lokakarya bentuk latihan keterampilan berbicara, membaca, dan pengetahuan tata bahasa Mandarin. Tahun berikutnya (Seri II) adalah lokakarya bentuk latihan  keterampilan menyimak dan menulis.

Lokakarya Sesi I dilaksanakan pada Sabtu, 28 Mei 2022. Zoom meeting dibuka bagi peserta lokakarya pada pukul 07:45. Panitia menayangkan video profil IGUMI dan video profil UNJ sambil menunggu kehadiran peserta. Tepat pukul 08:00 acara “Lokakarya Bentuk Latihan Bahasa Mandarin untuk Guru Sekolah Menengah Atas (Tahap I)” yang terselenggara atas kemitraan Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin UNJ dan IGUMI dibuka. Turut hadir Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ Dr. Johansyah Lubis, M.Pd. selaku Ketua Dies Natalies UNJ ke-58, Dwi Hadie Mulyaningsih, S.S.,.M.Pd. selaku Dewan Pembina IGUMI, Ananta Hagabean S.E., M.BA. selaku Ketua IGUMI. Acara dibuka oleh Dr. Johansyah Lubis, M.Pd. Ibu Dwi Hadie Mulyaningsih, S.S., M.Pd. Selanjutnya laporan ketua panitia dibawakan oleh Ayu Trihardini, M.A. dari UNJ dan  Tioyono, S.E dari IGUMI.

Meskipun ditargetkan bagi guru bahasa Mandarin SMA sederajat di Jakarta, namun dari 28 peserta guru bahasa Mandarin yang mendaftar dan hadir sebagai peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Adapun instansi tempat mengejar peserta lokakarya yaitu sebagai berikut: SMAN 30 Jakarta, SMA Islamic Village, SMA St Alexius, SMA Santa Laurensia Banten, SMAK Penabur Harapan Indah, SMA Kolese De Britto Yogyakarta, SMA Katolik Santa Maria Pontianak, SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi, SMAS Maitreyawira Batam, SMKN 41 Jakarta, SMKS Purnama 1 Jakarta, SMKN 27 Jakarta, SMK Budhiwarman 1, SMKN 2 Jombang, SMKN 6 Surabaya, SMK Dwijendra Denpasar, Jakarta Multicultural School, Sekolah Lentera Kasih, Madania School, Global Prestasi, Unity School Bekasi, Metta School Surabaya, TK Cinta Kasih Tzu Chi, PPPPTK Bahasa.

Pewara Fitriya, S.S., MBA. memandu foto bersama dan memperkenalkan moderator yaitu dosen PSPBM UNJ Aprilia Ruby Wikarti, M.A. Pagi hari sekitar pukul 8:15, sesi paparan dimulai. Lokakarya kali ini menghadirkan 2 narasumber. Sesi paparan yang pertama disampaikan oleh Hudiyekti Prasetyaningtyas, S.S., M.Ed. (Koordinator PSPBM UNJ/penggagas skripsi proyek Bentuk Latihan Keterampilan Berbahasa Mandarin) yaitu mengenai hakikat latihan dalam pembelajaran bahasa, dan bentuk latihan tata bahasa Mandarin. Setelah istirahat siang, kegiatan dilanjutkan dengan sesi paparan berikutnya yang disampaikan oleh Hasan, S.Sos., M.Pd. (dosen PSPBM UNJ) yaitu mengenai bentuk latihan keterampilan berbicara bahasa Mandarin dan bentuk latihan keterampilan membaca bahasa Mandarin.

Setelah sesi paparan selesai, lokakarya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi. Terdapat beberapa pertanyaan menarik yang disampaikan di antaranya mengenai latihan pelafalan suku kata (berapa kali harus mengulang pelafalan siswa agar tidak mempengaruhi rasa percaya diri siswa), latihan seperti apa yang cocok untuk melatih penggunaan kalimat dengan tata bahasa yang tepat, dalam setiap pertemuan berapa target jumlah kosa kata minimal yang harus diingat dan dipahami siswa pemula, bagaimana cara mengoreksi pelafalan suku kata qu, bagaimana belajar maksimal jika terkendala pada keterbatasan jam pelajaran (hanya 40 menit/JP dan bertemu seminggu sekali), bagaimana cara belajar tata bahasa agar dapat diterima siswa dengan mudah. Pada sesi ini, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta dijawab oleh narasumber dengan jawaban yang sifatnya berbagi pengalaman dan diskusi terbuka. Setiap pertanyaan dapat dijawab pula oleh sesama peserta. Dengan berakhirnya sesi tanya jawab, kegiatan hari pertama selesai.

Pada hari Minggu, 29 Mei 2022 lokakarya kembali dimulai dengan sesi praktik mendisain bentuk latihan. Panitia menyediakan 3 break out room yang diberi nama ruang: Tata Bahasa, Berbicara, Membaca. Moderator mengumumkan kepada peserta bahwa peserta boleh memilih ruangan break out room sesuai dengan kebutuhan praktik. Oleh karena peserta memilih ruangannya sendiri, masing-masing ruangan mempunyai jumlah peserta yang berbeda. Pada ruang berbicara 6 peserta, membaca 1 peserta dan sisanya 21 peserta berada pada ruang tata bahasa. Sesi praktik mendisain bentuk latihan dilakukan sesuai dengan ruangan. Setelah berdiskusi di dalam kelompok selama kurang lebih 1 jam, masing-masing perwaklian kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di main room. Kegiatan lokakarya kemudian tiba pada penghujung acara, peserta diminta untuk mengisi evaluasi pelaksanaan kegiatan melalui tautan Gform. Lokakarya ditutup dengan penyerahan sertifikat secara daring.

Adanya lokakarya yang melibatkan PSPBM UNJ sebagai bagian dari LPTK dan IGUMI sebagai wadah/sarana guru-guru bahasa Mandarin berkumpul, diharapkan dapat membina serta mempererat hubungan baik antara PSPBM UNJ dengan guru-guru bahasa Mandarin, juga pada akhirnya meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing di Indonesia. Kegiatan ini juga membuka lini baru dalam bidang kerja sama prodi. Diharapkan di kemudian hari kerja sama antara PSPBM UNJ dan IGUMI bukan hanya pada bidang pelatihan guru, tetapi juga kerja sama di bidang lainnya.

Setelah berlangsungnya acara ini, PSPBM UNJ dan IGUMI berencana akan melanjutkan pelatihan tahap berikutnya yaitu “Lokakarya Bentuk Latihan Bahasa Mandarin untuk Guru Sekolah Menengah Atas (Tahap II)” yang membahas bentuk latihan keterampilan menyimak dan bentuk latihan keterampilan menulis. Selain tema ini, guru-guru juga memberi masukan mengenai tema lokakarya yang diperlukan untuk kegiatan selanjutnya di antaranya yaitu mengenai aplikasi digital, metode pengajaran, pembuatan RPP, pembelajaran yang efektif, penggunaan Microsoft Teams dalam pembelajaran, serta pengetahuan kebudayaan Tionghoa dalam pembelajaran bahasa Mandarin. (AT/SA)