Jakarta, Pemberdayaan budaya dan mentalitas masyarakat perlu ditingkatkan, seperti yang telah dilakukan Universitas Negeri Jakarta. Melalui Komunitas Gerakan Nasional Revolusi Mental UNJ (GNRM UNJ), telah dilaknskan kegiatan Keriaan Budaya Betawi pada 15 Agustus 2022 di Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan. Kegiatan ini yang juga disiarkan secara luring dan langsung di youtube Edura TV UNJ ini merupakan rangkaian dari kegiatan yang bertemakan “Pameran 10 Siklus Kehidupan Masyarakat Betawi”, yang dilaksanakan dari 15-30Oktpber 2022.
Kegiatan Keriaan Budaya Betawi dihadiri oleh Anggota DPR RI, Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, S.H., M.Si., Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jazziray Hartoyo, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Ketua Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi, Abdul Syukur, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kepala Suku Dinas Jakarta Selatan, Drs. Sonny Juhersoni, M.Pd., Plt Wakil Walikota Jakarta Selatan, Ali Murtadho, Kepala Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, Imron Yunus, Para Seniman, media massa, serta masyrakat di lingkungan Setu Babakan.
Selain itu, hadir juga pimpinan UNJ yaitu, Rektor Universitas Negeri Jakarta, Prof. Dr. Komarudin, M.Si., Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. Suyono, M.Si, Wakil Rektor III Bidang KEmahasiswaan, Dr. H. Abdul Sukur, S.Pd., M.Si., Ketua LPPM, Prof. Dr. Ucu Cahyana, M.Si., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd., Wakil Dekan I FBS, Eva Leiliyanati, Ph.D., Wakil Dekan III FBS, Dr. Dinny Devi Triani, M.Pd., Wakil Dekan 1 Fakultas Teknik, Dr. Imam Basori, M.T., para koordinator program studi yang ada di Fakultas Bahasa dan Seni dan Fakultas Teknik, serta para Kepala Biro UNJ.
Misi yang diusung UNJ melalui kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat Jakarta terhadap budaya dan nilai-nilai budaya Betawi agar tetap lestari. Hal ini disampaikan pula oleh Imron Yunus, Kepala Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi dalam laporannya. “Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan Budaya Betawi di masyarakat luas dan mempromosikan musem dan perkampungan betawi satu-satunya. Perkampungan Betawi ini sudah terdaftar sebagai museum resmi di Kementerian Kebudayaan”.
Imron Yunus menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan dan mengaktifkan kembali rasa memiliki kebudayaan Betawi. Untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan Budaya Betawi.
Universitas Negeri Jakarta sebagai pihak penyelenggara bersama dengan Kawasan Pengelola Perkampungan Betawi mendapatkan apresiasi dari para peserta, seperti yang disampaikan Asiseten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan Kemenko PMK Jazziray Hartoyo dalam sambutannya. Menurutnya, pemerintah tentu sangat mendukung kegiatan semacam ini karena sejalan dengan GNRM. Terkait Kebudayaan ini sangat krusial dalam hal pengembangan karekater dan jati diri anak muda. OLeh karenanya perguruan tinggi seperti UNJ mempunya peran sebagai pusat perubahan, sebagai pusat reolusi mental. Ini merupakan cara berpikir, bertindak, dan bekerja” jelasnya. Jazziray Hartoyo berharap agar upaya pelestarian ini terus berjalin dan terjalin sehingga terbentuk ruang literasi yang dapat membentuk kepribadian.
Sementara itu, Rektor UNJ, Prof. Dr. Komarudin, M.Si., dalam sambutannya berharap agar GNRM ini dapat meningkatkan kesadaran terhadap identitas dan warisan Budaya Betawi dan juga melestarikan lingkungan alam. Hal ini merupakan pokok dari pengarusutamaan revolusi mental.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam Pameran 10 Siklus ini ialah penanaman pohon. “Penanaman pohon sebagai upaya membangun kesadaran bahwa selain sebagai pengurangan risiko bencana, menanam pohon juga sebagai sarana edukasi untuk mewujudkan budaya cinta lingkungan kepada generasi masa depan. Menanam pohon bukan hanya untuk kita sekarang tapi juga generasi masa depan” ungkap Rektor UNJ. (hp)