Jakarta, 14 Oktober 2025 — Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berkolaborasi dengan Universiti Malaya, Malaysia, dalam menyelenggarakan Seminar Internasional Bahasa dan Seni – I-CIRCALLED 2025 (International Conference on Innovation, Reflection, and Creativity in Arts, Literature, and Language Education).
Kegiatan akademik bergengsi yang digelar di lingkungan FBS UNJ ini mengusung tema “Transformative and Impactful Education: Integrating Arts, Literature, and Language in Achieving the Sustainable Development Goals (SDGs)”. Kolaborasi antara dua institusi pendidikan tinggi ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat jejaring riset, inovasi, dan refleksi akademik lintas negara di bidang bahasa, sastra, dan seni.
Forum Akademik Lintas Bangsa
Seminar internasional ini menghadirkan lima pembicara utama dari lima negara, yakni Prof. Dr. Ifan Iskandar, M.Hum. (Universitas Negeri Jakarta, Indonesia); Dr. Salman Alfarisi (Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia); Assoc. Prof. Philippe Grange, Ph.D. (La Rochelle Université, Prancis); Dr. Menasri Wafa (University Center of El Bayadh, Aljazair); dan Asst. Prof. Dr. Suraiya Sulaiman (Prince of Songkla University, Thailand).
Kehadiran para narasumber dari berbagai belahan dunia tersebut memperkuat dimensi kolaboratif konferensi yang diikuti oleh para peserta dari berbagai universitas, lembaga penelitian, dan komunitas seni, baik dari dalam maupun luar negeri.
Bahasa sebagai Jantung Kebudayaan
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNJ, Dr. Samsi Setiadi, M.Pd., menyampaikan bahwa konferensi ini merupakan wadah penting bagi para ilmuwan, pendidik, dan praktisi untuk berbagi gagasan transformatif yang menghubungkan seni, sastra, dan bahasa dengan upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Beliau menekankan bahwa pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa dunia oleh UNESCO menjadi kebanggaan nasional yang menegaskan peran bahasa sebagai jantung kebudayaan dan sarana utama dalam membangun peradaban berkelanjutan.
Beliau juga menambahkan bahwa melalui sinergi antara seni yang menggugah empati, sastra yang menumbuhkan refleksi, dan bahasa yang menjembatani pemahaman, pendidikan dapat menjadi fondasi yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga memanusiakan. Ia berharap kegiatan ini mampu memperkuat kerja sama lintas disiplin dan lintas negara agar hasil konferensi tidak berhenti pada wacana, tetapi berlanjut menjadi kolaborasi nyata dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Dari I-CALLED ke I-CIRCALLED: Semangat Pembaruan dan Dampak Nyata
Sementara itu, Ketua Pelaksana I-CIRCALLED 2025, Dr. Nursilah, M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan tahun ini merupakan pengembangan dari seminar internasional sebelumnya, I-CALLED (International Conference on Art, Language, and Culture Development). Beliau menyampaikan bahwa I-CIRCALLED dirancang sebagai forum akademik yang lebih komprehensif dan interdisipliner, dengan harapan dapat memberikan dampak nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta praktik kebudayaan di era global.
Beliau juga menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Rektor UNJ, pimpinan fakultas, para narasumber internasional, peserta, dan seluruh panitia yang telah mendukung dan berkontribusi dengan penuh dedikasi I-CIRCALLED 2025 dapat terselenggara dengan lancar.
Kolaborasi Global untuk Pendidikan Berkelanjutan
I-CIRCALLED 2025 tidak hanya menjadi ajang pertukaran ide akademik, tetapi juga wadah silaturahmi intelektual lintas bangsa. Melalui sesi pleno, diskusi panel, dan presentasi riset, para peserta dari berbagai negara berkesempatan membangun jejaring kolaborasi internasional yang memperkuat peran bahasa, sastra, dan seni dalam membentuk dunia pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada keberlanjutan.
Kegiatan ini mencerminkan komitmen FBS UNJ dan Universiti Malaya dalam memperkuat peran pendidikan sebagai motor perubahan sosial dan budaya. Melalui kolaborasi ini, kedua institusi berupaya menghadirkan forum yang tidak hanya menghasilkan pemikiran akademik, tetapi juga mendorong aksi nyata dalam mewujudkan pendidikan yang transformatif, reflektif, dan berdampak luas.