Pada Selasa 15 Oktober 2024, telah terlaksana seminar budaya bertajuk “Mempersiapkan Generasi Emas Melalui Pendidikan dan Pemajuan Kebudayaan”. Seminar tersebut diselenggarakan oleh Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNJ dalam rangka Peringatan Bulan Bahasa yang jatuh pada bulan Oktober ini. Seminar tersebut dilaksanakan di Aula Latief, Gedung Dewi Sartika lantai 2 pada pukul 13.00—15.30 WIB. Narasumber hebat yang menjadi pembicara seminar yaitu Pak Hilmar Farid, Ph.D. selaku Direktur Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi. Seminar tersebut dihadiri oleh Dekanat FBS, dosen, serta 347 mahasiswa dari 12 program studi di lingkungan Fakultas Bahasa dan Seni UNJ.
Seminar budaya ini memfokuskan topik pada materi yang disampaikan narasumber, yaitu urgensi kesiapan sumber daya manusia dalam kemajuan kebudayaan dan penyiapan pendidikan. Materi yang dibahas berkaitan erat dengan masa depan Indonesia yaitu Indonesia Emas 2045, di mana tahun 2045 adalah tepat 100 tahunnya Indonesia merdeka.
Masa depan harus disiapkan dengan matang oleh para generasi penerus. Generasi muda harus siap dengan berbagai tantangan dan rintangan masa depan. Tiga tantangan masa depan, antara lain (1) perubahan bumi dari berbagai aspek fisiknya seperti krisis iklim dan naiknya suhu bumi, (2) transformasi sosial yang begitu cepat, ditandai dengan penetrasi teknologi digital, serta (3) konflik antarnegara yang berkepanjangan. Tiga tantangan ini bercampur dan menyebabkan kecemasan global pada masa depan.
Berdasarkan tiga tantangan tersebut, harus disiapkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Menciptakan pertumbuhan ekonomi berbasis industri adalah solusi yang signifikan tetapi masih konvensional. Oleh karena itu, mengembangkan kebudayaan bisa menjadi salah satu solusi.
Setelah menyampaikan materinya, narasumber dan audiens berdiskusi. Sebagai penutup, Bapak Hilmar Farid, Ph.D. mengungkapkan harapannya agar seminar ini dapat menambah wawasan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dalam mencari solusi masa depan dengan memanfaatkan bidang kebudayaan (HP).