Kompetisi Bahasa Mandarin Chinese Bridge Internasional se-Indonesia Tingkat Universitas ke-17 digelar pada 29 Mei 2018, kali ini finalis dari tingkat provinsi ditandingkan. Acara dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB di ballroom hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat. Diikuti oleh lebih dari 30 mahasiswa dari 12 provinsi di Indonesia, salah satunya yaitu mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Jakarta, Dewi Suharyanti (angkatan 2015) yang menjadi salah satu perwakilan DKI Jakarta. Dewi mendapat nomor urut 29. Ia didampingi oleh Koordinator Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, yaitu ibu Ayu Trihardini dan dosen prodi ibu Rizky Wardhani.
Dewi Suharyanti yang sebelumnya memenangkan juara 3 tingkat Provinsi DKI Jakarta tampil menawan dan tidak canggung. Ia menampilkan kemampuan terbaiknya dalam berpidato serta bercerita dalam bahasa Mandarin. Capaian yang luar biasa, baik bagi prodi maupun bagi Dewi sendiri.
Namun demikian, peserta lainnya juga sangat bagus. Menurut panitia acara, setiap tahunnya peserta Chinese Bridge mengalami peningkatan kualitas yang sangat signifikan.
Kompetisi Chinese Bridge merupakan kompetisi bahasa mandarin yang paling terkenal untuk siswa-siswi Tingkat SMA dan Universitas, baik pribumi dan nonpribumi. Di Indonesia, Chinese Bridge diadakan oleh Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin Jakarta bekerja sama dengan Confusius Institute Headquarter/Hanban. Untuk tingkat SMA, Koordinator Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin UNJ selama 3 tahun terakhir didaulat sebagai juri pada final tingkat Nasional.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam kompetisi adalah lomba pidato, menjawab pertanyaan, dan pertunjukan kesenian Tiongkok. Untuk lomba pidato, mempunyai tema yaitu 天下一家, setelah berpidato para peserta langsung diberi pertanyaan oleh para juri, para juga peserta harus menjawab langsung pertanyaan dari para juri. Setelah berpidato dan menjawab pertanyaan, dimulailah kontes pertunjukan kesenian Tiongkok. Para peserta menunujukkan bakatnya melalui kesenian Tiongkok, ada yang menyanyi lagu tradisional Tiongkok, bermain alat musik tradisional Tiongkok, menulis kaligrafi aksara Han, seni membuat teh, dan lainnya. Tidak setengah-setengah, para peserta menunjukkan bakatnya melalui kesenian Tiongkok menggunakan berbagai macam kostum tradisional.
Nilai para peserta langsung terpampang setelah mereka tampil. Nilai tertinggi diperoleh oleh peserta asal Sumatra Utara. Turut hadir pada acara tersebut, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia.Duta besar Tiongkok memberikan piagam pada para peserta yang menang. Peserta juara satu akan dikirim ke RRT untuk mengikuti Chinese Bridge Competition tingkat internasional dan bersaing dengan negara lain, juga mendapatkan beasiswa kuliah di RRT. Acara ditutup dengan para peserta berfoto dengan para tamu undangan.
Kami mengucapkan, selamat kepada para pemenang dan finalis!