Belajar Tari Betawi di Museum Nasional

[easingslider id=”375″]

Pelatihan Tari Tradisional Indonesia kini diadakan di Museum Nasional Indonesia yang dulu kita sebut dengan Museum Gajah. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dan kerjasama antara Universitas Negeri Jakarta (UNJ) khususnya Prodi Pendidikan Tari dengan Museum Nasional. Pada Sabtu, 22 Juni 2019 telah dilaksanakan pelatihan pertama tari tradisional bagi pengunjung Museum Nasional dan kegiatan akan berlangsung selama 2 bulan setiap hari Sabtu  pukul 13.00-15.00 WIB. Pengajar dan pemberi materi tari adalah Dosen dan Mahasiswa UNJ.

Pada awal pelatihan dilakukan pengarahan oleh Dosen Pendidikan Seni Tari, Bapak B. Kristiono Soewardjo yang memberikan materi tari pada pengunjung tentang rencana pelatihan tari tersebut. Beliau menyampaikan kepada pengunjung Museum Nasional yang berminat untuk mengikuti pelatihan ini secara rutin dianjurkan untuk membawa kain dan selendang untuk latihan. Sebelumnya sudah dilakukan publikasi juga atas kegiatan ini oleh pihak Museum Nasional. Sebagian besar pengunjung sudah sangat siap untuk mengikuti pelatihan dengan perlengkapan yang diperlukan. Tampak orang tua yang mengantarkan putrinya belajar Tari Tradisi Betawi duduk di sekitar tempat latihan dan sangat antusias mendengarkan pengarahan dari Dosen mata kuliah Tari Betawi ini.

Materi tari tradisional yang akan diajarkan kepada pengunjung adalah muatan lokal, Tari Tradisi Betawi. Ada dua materi tari yang akan diajarkan kepada pengunjung selama 2 bulan ke depan yaitu Tari Renggong Manis dan Tari Ronggeng Blantek. Pada perjumpaan pertama tidak disangka antusiasme pengunjung sangat besar. Hampir sekitar 60 pengunjung sangat fokus mengikuti latihan tari dari awal hingga akhir pertemuan. Terlihat juga beberapa warga negara asing mengikuti beberapa gerak dasar tari betawi dipandu oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Tari UNJ.

Tari Renggong Manis, salah satu dari banyak Tari Tradisi Betawi yang menjadi materi tari pertama untuk diajarkan kepada pengunjung Museum Nasional. Tarian ini menggambarkan ungkapan kebahagiaan dan rasa kebersamaan para remaja putri. Tari ini juga merupakan perpaduan antara budaya Betawi, Arab, India, dan juga Cina Klasik. Tidak heran jika melihat banyaknya pengaruh budaya luar yang banyak masuk ke budaya Betawi, mengingat letak Jakarta dan adanya pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan pintu menuju Indonesia di masa lampau.

Proses latihan berjalan sangat lancar, instruktur tari yang ditunjuk kali ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Tari angkatan 2015, Salma Saraswati, yang saat ini sedang menempuh Tugas Akhir. Terlihat juga 12 mahasiswa yang hadir dan membantu jalannya pelatihan untuk membantu mengajarkan detail gerak kepada para pengunjung dan peserta pelatihan. Materi Tari Ronggeng Manis yang diberikan sudah setengah dari keseluruhan dan akan dilanjutkan kembali minggu depan.