ADA YANG BEDA DISKUSI PRODI SASTRA INDONESIA 2022

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta telah mengadakan kegiatan Diskusi Prodi 2022 (Dispro). Acara ini yang diselenggarakan pada hari Rabu (18/1/2023) ini dilangsungkan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting. Terdapat perbedaan dispro tahun ini dengan tahun sebelumnya, yaitu terdapat angket aspirasi yang dikhususkan untuk dosen Prodi Sastra Indonesia. Tercatat, sebanyak kurang lebih 96 mahasiswa dan 8 dosen yang mengisi angket apsirasi diskusi prodi tahun ini.

Tema yang diusung pada diskusi prodi tahun ini ialah Madap Depan “Membangun Masa Depan yang Mapan bersama Sastra Indonesia yang Terdepan”. Acara diskusi prodi tahun ini bertujuan untuk mewadahi apsirasi mahasiswa dan dosen terkait proses perkuliahan yang selama ini berlangsung. Kegiatan Diskusi Prodi ini sebagai salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyejahterakan dan menciptakan hubungan yang harmonis antara mahasiswa dan dosen Program Studi Sastra Indonesia. Kegiatan berbentuk diskusi bersama para dosen dan menyampaikan aspirasi-aspirasi dari mahasiswa dengan harapan adanya timbal balik positif setelah berlangsungnya kegiatan ini. Dengan adanya dialog dan diskusi bersama para dosen Program Studi Sastra Indonesia, diharapkan aspirasi-aspirasi dari mahasiswa dapat didengar dan dapat mencari solusi bersama.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh Dafa Anugerah dan Nabila Ramadhina dan memberikan himbauan kepada para peserta untuk mendengarkan lagu Indonesia Raya. Lalu dilanjutkan oleh kata sambutan dari Rarindra Kurnia sebagai ketua pelaksana dan Erfi Firmansyah, M.A. sebagai Koorprodi Sastra Indonesia. Acara ini dilengkapi dengan penampilan musikalisasi puisi yang dibawakan oleh perwakilan angkatan 2022, 2021, serta 2020 yang ditampilkan secara bergantian dengan pembacaan aspirasi mahasiswa dan dosen. Acara ditutup dengan dokumentasi bersama.

Dari hasil angket aspirasi, banyak mahasiswa yang menginginkan kembali dilaksanakan perkuliahan secara luring sebelum pandemi melanda Indonesia. Akan tetapi, koorprodi Sastra Indonesia menyampaikan, “Saat ini kita belum bisa melaksanakan perkuliahan secara luring sebab gedung fakultas yang belum rampung”. Selain terkait perkuliahan luring, mahasiswa kebanyakan mengeluhkan proses administrasi yang lambat dan dosen yang kadang kurang responsif. Dalam angket aspirasi dosen, kebanyakan dosen mengeluhkan mahasiswa yang kurang aktif dan responsif. Pembacaan aspirasi ditutup dengan sharing discussion antara dosen dan mahasiswa. Salah satu dosen mengatakan bahwa saat proses perkuliahan banyak sekali yang mengeluhkan mahasiswa kurang disiplin dalam mengumpulkan tugas ataupun saat mengikuti jam perkuliahan. Pada sharing discussion ini salah satu mahasiswa bertanya mengenai tanggapan koorprodi terkait mahasiswa yang kesulitan membayar UKT sebab keringanan saat ini hanya diperuntukkan golongan tertentu saja. Koorprodi menjawab bahwa mahasiswa harus pintar dalam mencari beasiswa, kuliah sambil kerja, ataupun mahasiswa berusaha mencari pinjaman.

Acara diskusi prodi kemarin berjalan dengan sangat lancar walau sebelumnya beberapa kali berganti tanggal. Semoga pada tahun berikutnya, diharapkan sudah bisa melakukan Diskusi Prodi secara luring agar mahasiswa ataupun dosen dapat berdiskusi secara langsung dan lebih efektif.