Berpotensi Menjadi Desa Wisata, Tim Dosen Sastra Indonesia Lakukan Pelatihan di Desa Medalsari

Jakarta, Selama masa pandemi, kegiatan wisata masyarakat cenderung meningkat. Pilihan masyarakat untuk berwisata cenderung memilih lokasi wisata dengan suasana pedesaan yang hijau menyejukan. Tak heran jika wilayah selatan Kabupaten Karawang yang dikelilingi pegunungan sering didatangi wisatawan di akhir pekan. Green Canyon di Desa Medalsari yang masuk Kecamatan Pangkalan menjadi salah satu tujuan wisata. Namun, sayang pengelolaan tempat wisata tersebut belum maksimal.

Berdasarkan hal tersebut, Kamis (25/8) di Balai Desa Medalsari telah dilakukan pelatihan dengan menghadirkan dua dosen Prodi Sastra Indonesia FBS UNJ sebagai narasumber. Kedua dosen tersebut adalah Sigit Widiatmoko, M.Hum. dan Dr. Asep Supriyana, S.S., M.Pd. Kedua narasumber berbicara terkait dengan potensi dan dukungan pengembangan wisata di Desa Medalsari.  Selain dihadiri unsur aparat desa, kegiatan ini juga dihadir oleh peserta dari unsur karang taruna dan pengrus RW yang ada di Desa Medalsari.

Pada sesi pertama,  Sigit Widiatmoko memaparkan materi tentang pengembangan toponimi sebagai daya dukung wisata melalui pemanfaatan local guide dan google maps. Sementara pada sesi kedua, Asep Supriyana memaparkan materi tentang pengembangan literasi digital dalam mendukung  wisata di Desa Medalsari.  

Sigit Widiatmoko menuturkan, “Pemanfaatan fitur Local Guide di Google Maps dapat memperkenalkan Desa Medalsari kepada wisatawan dengan jangkauan lebih luas. Masyarakat dapat menambahkan tempat yang belum ada di Google Maps dengan disertai foto atau video lokasi. Informasi tersebut juga bisa dilengkapi keterangan tertulis. Hal ini akan membantu wisatawan menemukan lokasi-lokasi lain yang bisa dikunjungi di Medalsari.”

Pada kesempatan itu, Sigit juga memberikan sosialisasi mengenai toponimi atau nama tempat di wilayah Desa Medalsari yang telah diteliti oleh tim sejak Mei 2022. Penelitian ini mengungkap bahwa nama kampung, sungai, atau bahkan tanah lapang di Medalsari merekam sejarah, pengetahuan, dan kepercayaan masyarakatnya yang agraris. Selama melakukan observasi, tim peneliti menemukan beberapa lokasi yang “menjual” sebagai tempat wisata alam, namun sayangnya belum memiliki nama. Oleh karena itu, tim peneliti merekomendasikan tempat tersebut segera diberi nama dan ditambahkan di Google Maps agar diketahui para wisatawan.

Sementara itu, Asep Supriyana menyarankan untuk memanfaatkan media sosial dalam mempromosikan wisata-wisata yang ada di Desa Medalsari. Dengan media sosial, keberadaan tempat wisata tersebut dapat cepat diketahui masyarkat luas. Ternyata tempat wisata yang ada di Desa Medalsari tidak hanya wiata alam, tetapi ada situs budaya, yaitu rumah peradaban. Situs ini jika dikelola dengan baik, salah satunya dengan memanfaatkan media sosial, di masa yang akan datang akan menjadi objek wisata budaya yang banyak dikunjungi para wisatawan.

Pengabdian Masyarakat yang dilakukan Prodi Sasindo di Desa Medalsari merupakan rintisan kerjasana antara Prodi Sasindo FBS UNJ dengan Desar Medalsari Kabupatena Karawang. Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari para aparat desa dan karang taruna setempat. Mereka berharap dilakukan kegiatan lanjutan di tahun-tahun berikutnya.