Upaya Tingkatkan Kecakapan Literasi Anak, Prodi Sasindo UNJ Gelar Pelatihan Membacakan Nyaring

JAKARTA – Tingkat literasi anak Indonesia yang memprihatinkan, membuat banyak para akademisi tergerak untuk melakukan perbaikan. Sebagai bentuk kepedulian terhadap isu tersebut, Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta  mengadakan Pelatihan Membacakan Nyaring Buku Cerita Anak pada Komunitas Baca Betawi.

Pelatihan yang digelar secara daring pada Sabtu (25/09/2021) tersebut diikuti oleh 30 peserta dari Komunitas Baca Betawi. Pada kesempatan ini, dihadirkan juga dua pemateri Certified Read Aloud Trainer, yaitu Desi Wahyuningtias, S.Pd dan Hayati Amaliah, S.Pd.

Salah satu akademisi Prodi Sasindo UNJ sekaligus ketua pelaksana kegiatan, Dr. Gres Grasia Azmin, M.Si menyampaikan bahwa pelatihan membacakan nyaring ini merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan literasi anak Indonesia. “Terdapat korelasi antara minat baca dengan pembiasaan membacakan nyaring. Ketika seorang anak terbiasa dibacakan nyaring oleh orang dewasa maka pada akhirnya akan terbiasa menjadi pembaca yang baik,” terangnya.

Pelatihan membacakan nyaring ini dibagi menjadi tiga bagian, yakni pemaparan materi, pemberian tips-tips dalam membacakan nyaring, dan praktik yang dipandu langsung oleh Certified Read Aloud Trainer.

Dalam kesempatan tersebut, Certified Read Aloud Trainer, Desi Wahyuningtias, S.Pd memulai paparannya dengan menjelaskan sejarah read aloud di Indonesia bermula dari Kemendikbud yang merencanakan kegiatan membacakan nyaring 10 menit sehari saat peringatan Hari Buku Dunia pada April 2015. Hingga saat ini komunitas read aloud di Indonesia sudah ada 50 lebih.

Desi juga menyampaikan bahwa membaca nyaring dapat membantu memberikan pengetahuan latar atau informasi penting untuk memahami suatu topik atau konsep. Selain itu, beliau juga memaparkan bahwa untuk membangun kecakapan literasi pada anak terdapat tahap-tahap yang perlu dilakukan, di antaranya pendampingan, interaksi, kesempatan, dan teladan.  “Sebagai orang tua kita harus dapat mencontohkan bahwa kita suka membaca sebelum menyuruh anak untuk suka membaca,” jelasnya.

Certified Read Aloud Trainer yang kedua, Hayati Amaliah, S.Pd mengatakan, membacakan nyaring harus menjadi kegiatan membaca yang menyenangkan karena segala sesuatu yang menyenangkan akan terus melekat dalam ingatan. Hayati menambahkan bahwa dalam membacakan nyaring perlu memperhatikan beberapa aspek seperti intonasi, ekspresi, onomatope, gesture, dan tempo. “Tidak perlu takut atau malu berekspresi di depan anak. Justru itu dapat melatih pemahaman anak terhadap konteks dalam buku cerita,” ujarnya.

Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa melatih membacakan nyaring merupakan hal penting sebab masih ada beberapa dari orang dewasa yang bisa membaca, namun tidak paham. “Ada tulisan jangan buang sampah di sini, yang berarti merupakan larangan untuk membuang sampah. Akan tetapi, tetap ada saja sampah di bawah tulisan tersebut. Hal tersebut membuktikan kita bisa membaca, tapi tidak paham,” terangnya.

Oleh karena itu, penting untuk melatih anak memiliki kecakapan literasi. Sehingga anak  memiliki kecakapan fonetik, anak dapat memahami bacaan, dapat memprediksi dan infrensi, memiliki pemikiran kritis, dan menumbuhkan empati.