Raih Juara 3 dalam Lomba Cipta Karya Puisi Nasional, Juju Junengsih: Tetap Produktif Walau Gabut.

[easingslider id=”1988″]

Tahun ini, Universitas Negeri Jakarta menggelar acara Pesta Daring UNJ dengan mempersembahkan 20 tangkai cabang lomba tingkat Nasional dan Internasional.  Lomba-lomba tersebut diselenggarakan mulai tanggal 23 Agustus 2021 dan berakhir pada 18 Oktober 2021 yang dapat diikuti oleh mahasiswa di seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia, baik PTN maupun PTS.

Juju Junengsih, salah satu mahasiswa program studi Sastra Indonesia FBS UNJ, turut berpartisipasi dalam lomba Pesta Daring tersebut. Ia mengikuti beberapa cabang lomba, salah satunya adalah Cipta Karya Puisi yang bertema “Titik Dua Bintang = Rumah + Pandemi”. Maksud dari tema tersebut adalah menceritakan bagaimana keresahan yang dirasakan ketika di rumah selama pandemi. Lomba tersebut dilaksanakan secara daring, sehingga ia tetap bisa mengikuti meski sedang tidak berada di ibukota. Dari penuturannya, ia mengikuti lomba tersebut setelah sebelumnya ia mengetahui poster lomba yang disebar di media sosial Instagram @pestadaring.

Juju mengaku bahwa ia baru bisa mengirimkan karyanya kepada panitia H-2 sebelum batas akhir pengumpulan. “Sebenarnya seminggu sebelum deadline puisi saya sudah rampung. Tapi, waktu itu saya merasa tidak yakin dengan puisi saya sendiri, karena rasannya masih flat. Akhirnya saya rombak total,” tuturnya. Dalam proses pembuatannya, ia juga berterus terang bahwa ia merasa kesulitan ketika menulis. Hal itu disebabkan karena tema yang diberikan ketika technical meeting ternyata di luar ekspektasinya. Tetapi, karena sudah terlanjur mendaftar, ia tetap berusaha melanjutkan.

Keputusannya untuk merombak total naskah puisi, membuat Juju harus kembali mencari topik utama yang hendak ia angkat dalam puisinya. “Ternyata emang berdoa itu paling top. Malamnya saya berdoa, minta sama Allah untuk dimudahkan karena deadline tinggal beberapa hari lagi. Alhamdulillah besoknya doa saya langsung dikabulkan, langsung dikasih ide,” ungkap mahasiswa yang sekarang sudah menginjak semester 5 itu. Setelah puisinya rampung, Juju pun mengatakan bahwa ia harus merasa yakin terlebih dahulu dengan apa yang ia buat. Sebelum dikirimkan kepada panitia, ia sempat membaca puisinya berulang-ulang terlebih daluhu, mempertimbangkan penggunaan diksi dan gaya penulisan, dan memperhatikan kira-kira apakah pesan dalam puisi ciptaannya itu dapat dipahami orang lain atau tidak.

Keyakinan dan doanya membuahkan hasil. Juju yang kini aktif dalam sebuah komunitas Bengkel Sastra UNJ, berhasil menyabet juara 3 dalam Lomba Cipta Karya Puisi tersebut yang diumumkan pada 28 Oktober 2021 dalam acara Closing Ceremony Pesta Daring UNJ 2021, yang juga bertepatan juga dengan Hari Sumpah Pemuda. “Alhamdulillah. Tapi pastinya tidak menyangka juga. Tapi, pastinya bersyukur sekali meskipun tidak jadi juara 1, artinya saya harus bisa menyelam lebih dalam lagi. Kalau misal langsung juara 1 pun saya takutnya cepat merasa puas dan malah enggan belajar. Pokoknya apresiasi banget buat diri saya sendiri. Bukan karena perolehan juaranya saja, tapi apresiasi karena masih mau tetap produktif walau sedang gabut,” jelasnya saat ditanya tentang perasaannya meraih juara.

Kepada kami, Juju menyatakan bahwa tidak serta merta ia meraih juara ini dengan kerja kerasnya sendiri. Ada orang-orang di belakang layar yang selalu mendukungnya dengan melangitkan doa, yaitu orangtua dan keluarganya. Besar harapannya agar ia bisa terus berkarya di setiap saat. Ia juga berharap agar karyanya bisa bermanfaat serta mampu dinikmati banyak orang. “Semoga dalam waktu dekat bisa kesampaian menerbitkan buku antologi puisi. Aamiinkan aja dulu kan, ya? Oh iya, sama minta doanya juga, saya sekarang sedang mengikuti lomba podcast dan cipta puisi lagi di acaranya Comdev FMIPA. Terus kebetulan karena saya orang Sunda, ada lomba baca naskah berita bahasa Sunda se-Jawa Barat, jadi saya ikutan juga. Bener-bener minta doanya, ya. Terima kasih,” pungkasnya.