Forum FBS Indonesia sebagai forum pertemuan dekan, wakil dekan, ketua program studi FBS, FPBS, FS, FSB, FSD LPTK se-Indonesia yang rutin diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Pada tahun 2022 ini sesuai hasil rapat sebelumnya, gugus mutu (GPjM) fakultas peserta forum ini turut diundang dalam kegiatan yang berlangsung di Hotel Four Point pada 3 – 5 November 2022. Tuan rumah penyelenggara kegiatan ini ialah Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Forum ini diharapkan menjadi wadah untuk menjaring pemikiran peningkatan kualitas penjaminan mutu dan pengelolaan sistem pendidikan yang meliputi penyelenggaraan kurikulum berorientasi KKNI dan peningkatan status akreditasi jurusan/program studi.
Sesuai dengan temanya kegiatan “Merespons Kebijakan dan Perkembangan Mutakhir untuk Kemajuan Bidang Bahasa, Sastra, Seni dan Pegajarannya”, bahasa menjadi subjek dalam pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut, Rektor Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., merespon dan mendukung peran bahasa baik dalam skala nasioanal ataupun internasiona. “Dalam meningkatkan mutu Bahasa dan Sastra Indonesia diperlukan formula-formula khusus, yang mana perlu keberanian dan kekompakan yang melibatkan aksi nyata sehingga dapat mewujudkan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Selain itu, Perlu inovasi, agar bahasa kita mejadi bahasa internasional.” imbuhnya.
Kegiatan yang dilakukan selama tiga hari ini menghasilkan beberapa keputusan dan gagasan yang telah disepakati antar-LPTK. Beberapa keputusan dan kesepekatan dari Forum ini di antaranya perlu (1) penguatan sinergi program studi di dalam pengembangan kerja sama kurikulum MBKM, (2) penguatan sinergi bagi prodidalam melakukan penyiapan dan pelaksanaan akreditasi nasional dan internasional, (3) penyiapan support system untuk pembelajaran yang mengintergrasikan MBKM, (4) kerja sama antarfakultas, dan (5) meningkatkan income generating termasuk penyelasaran kurikulum tunggal, kredit transfer, dan mutu prodi yang mempunyai predikat unggul baik di lembaga akreditasi nasional maupun internasional.
Secara parallel, di ruang diskusi penjaminan mutu, ketua GPjM dan sekretaris GPjM mendiskusikan semua kegiatan yang berbau mutu perguruan tinggi. Mulai akreditasi yang sifatnya nasional seperti BAN PT dan LAMDIK hingga lembaga akreditasi yang bertaraf internasional seperti AQAS, ASIIN, dan FIBAA menjadi wacana diskusi yang menarik antar-GPjM FBS se-Indonesia.
Semua peserta menyampaikan pengalaman terkait proses dan penyusunan dokumen evaluasi diri guna mencapai hasil unggul untuk prodi yang diakreditasi. Dari pembicaraan tersebut, seluruh peserta yang hadir bersepakat untuk saling menguatkan dan memberi dukungan penuh guna seluruh prodi di dalam forum tersebut bisa mendapatkan predikat UNGGUL baik dari lembaga akreditasi nasional maupun Internasional. “Mutu dibangun atas kesadaran bukan teguran”.(hb)