Pada Sabtu, 13 Agustus 2016, Program  Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ kembali menjadi bagian dalam kegiatan yang diselenggarakan Badan Bahasa. Badan Bahasa kali ini menyelenggarakan kegiatan Uji Keterbacaan Pedoman UKBI di Gedung Samudera Bawah, Badan Bahasa, Jalan Daksinapati. Kegiatan ini dimulai sejak pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengirimkan 23 guru PPG SM3T atau lebih akrab disapa “Laskar Bahasa 4” menjadi peserta pada kegiatan ini. Hal Ini merupakan pengalaman pertama Laskar Bahasa 4 dilibatkan dalam uji keterbacaan yang diadakan Badan Bahasa.

Uji keterbacaan ini dilakukan oleh Badan Bahasa untuk mengetahui sejauhmana pembaca dapat memahami pedoman UKBI. Pedoman UKBI merupakan suatu bacaan yang berisi panduan untuk mengikuti dan menyelenggarakan UKBI.

Terdapat banyak metode atau formula keterbacaan yang bisa digunakan untuk mengukur keterbacaan suatu teks. Metode Fry dan metode Raygor adalah dua metode yang paling sering digunakan untuk mengukur keterbacaan. Akan tetapi, kedua metode tersebut kurang sesuai digunakan untuk mengukur keterbacaan teks berbahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena penggolongan kata sulit/sukar yang dilakukan dalam bahasa Indonesia tidak sama dengan bahasa Inggris. Pada bahasa Inggris, suatu kata dikatakan sulit apabila memiliki lebih dari enam huruf.

Laskar Bahasa 4 melakukan uji keterbacaan pedoman UKBI dengan dua metode. Metode pertama adalah metode rumpang. Kemudian dilanjutkan dengan metode deskriptif. Metode rumpang dilakukan dengan cara menghilangkan kata-kata, baik secara teratur maupun acak. Teks rumpang tersebut kemudian diisi oleh peserta uji keterbacaan. Metode deskriptif dilakukan dengan cara pengisian angket. Bentuk soal dalam angket berupa pilihan ganda yang harus disertai alasan. Setelah dilakukan uji keterbacaan dengan dua metode tersebut, didapatkan hasil sedang untuk pedoman UKBI. Itu berarti tingkat keterbacaan pedoman UKBI tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu susah.

Ini merupakan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi Laskar Bahasa 4. Selain mendapatkan ilmu serta pengalaman baru, kegiatan seperti ini juga memberi warna bagi rutinitas Laskar Bahasa 4 yang sedang PPL di beberapa sekolah. (TB)