Pada Kamis, 28 Juli 2022, salah satu tim Pengabdian kepada Masyarakat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ melaksanakan kegiatan pengabdian. Tim tersebut diketuai oleh Ibu Etsa Purbarani, M.Pd., dengan Bapak Nur Sekhudin, S.Pd., M.Hum., sebagai anggotanya. Selain itu, terdapat empat orang mahasiswa yang menjadi anggota, yaitu April Lia, Zahira Nur Arifah, Danar Dwi Priatna, dan Prada Fauzan Azhari. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan merupakan Pelatihan Penjurian Baca Puisi untuk Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMP dan SMA di Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Kegiatan pelatihan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Pelatihan dilaksanakan secara luring dan bertempat di ruang rapat SMP Negeri 3 Babelan. Jumlah peserta sebanyak 12 orang guru bahasa Indonesia dari SMP Negeri 1 Babelan, SMP Negeri 3 Babelan, SMP Negeri 4 Babelan, SMPIT Al-Bina, dan SMP At-Taqwa.

Pelatihan dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala SMP Negeri 3 Babelan sebagai tuan rumah dan Pak Nur Sekhudin, S.Pd., M.Hum. sebagai Koordinator Kerja Sama Prodi PBSI FBS UNJ. Setelah itu, paparan materi dimulai. Materi pertama disampaikan oleh Ibu Etsa Purbarani, M.Pd. Sebelum memulai materi, terdapat pembacaan puisi yang dilakukan oleh April Lia diikuti diskusi singkat terkait pengalaman para peserta dalam menilai pembacaan puisi dalam konteks penjurian. Setelah berdiskusi singkat, materi mulai dipaparkan. Materi yang disampaikan adalah hal-hal yang harus dikuasai oleh juri baca puisi sebelum menilai baca puisi. Hal-hal tersebut meliputi teknik interpretasi, teknik vokal, dan teknik performansi.

Setelah materi pertama selesai, pelatihan berlanjut pada sesi kedua. Pada sesi kedua, para peserta diajak untuk mempraktikkan penilaian baca puisi dengan mengamati model baca puisi. Kegiatan pada sesi kedua ini dipandu oleh Bapak Nur Sekhudin, S.Pd., M.Pd. Para peserta dibagi ke dalam tiga kelompok kecil untuk berdiskusi dan menyusun rubrik penilaian baca puisi. Setelah rubrik selesai disusun, para peserta mempraktikan penjurian baca puisi dengan menilai pembacaan puisi oleh model, yaitu Zahira Nur Arifah. Setelah penilaian selesai dilakukan, setiap kelompok memaparkan hasil penilaiannya.

Selanjutnya, kegiatan beralih pada sesi ketiga. Aktivitas yang dilakukan pada sesi ketiga sama seperti sesi kedua, tetapi perbedaan terletak pada model baca puisi. Jika pada sesi kedua yang dinilai adalah model pembacaan puisi oleh mahasiswa, pada sesi ketiga penilaian dilakukan terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh para peserta sendiri. Paparan materi ketiga sesi ditutup dengan sesi tanya jawab dengan pembahasan tentang batasan antara teknis ranah baca puisi, deklamasi, dan dramatisasi puisi. Setelah itu, pembahasan mengarah pada penting atau tidaknya menghafalkan puisi dalam konteks pembacaan puisi. (ET)