Pada Selasa, 11 Juli 2017 delegasi Indonesia melaksanakan misi budaya ke Spanyol. Sebelumnya, Indonesia telah diundang dari organisasi CIOFF Spanyol. Delegasi Indonesia dalam misi budaya ke Spanyol ini diwakili oleh Tim Ayodya Pala yang memberangkatkan 26 orang dengan 20 penari, 4 pemusik, dan 2 ofisial. Salah satu dari penari tersebut adalah Marini Dewi Andini Mahasiswa angkatan tahun 2013 dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

 

Marini tidak hanya berkecimpung di bidang akademik saja khususnya Bahasa Indonesia, tetapi juga aktif dan berprestasi dalam kegiatan nonakademik, yaitu seni tari, yang sudah ditekuninya sejak usia 5 tahun. Pada saat SMA, Marini sudah mulai melatih tari di sanggar yang ditekuninya sampai sekarang sudah menjadi pelatih, hingga dari hobinya Marini sudah dapat mendapatkan penghasilan sendiri. Sebelumnya, Ia juga sudah beberapa kali mengikuti Festival Internasional, yaitu Misi Budaya Internasional di Bulgaria, Eropa Timur pada tahun 2012, Misi Budaya Internasional Vietnam, Asia Tenggara pada tahun 2013, dan Festival Topeng Internasional di Solo, Indonesia pada tahun 2014. Selain kegiatan Internasional, mahasiswa PBSI ini juga aktif dalam kegiatan-kegiatan Nasional seperti Jambore Pemuda Indonesia yaitu kegiatan Pemuda yang dilaksanakan dari Kemenpora untuk menyatukan pemuda-pemuda terpilih dari provinsinya masing-masing. Pada tahun 2017 sebelum berangkat ke Spanyol, Marini Mengikuti kegiatan nasional dalam rangka memperingkati Hari Tari Sedunia, yaitu 24 Jam Menari di Solo, dan beberapa kegiatan lainnya.

 

Kegiatan di Spanyol ini bertujuan untuk membawa kebudayaan Indonesia khususnya di bidang seni tari dan seni musik untuk diperkenalkan ke mancanegara dan sebagai wujud melestarikan budaya, juga membawa nama Indonesia di ajang Internasional. Kegiatan ini dilaksanakan hampir 1 bulan lamanya yaitu dari tanggal 11 Juli sampai dengan 7 Agustus 2017 dengan mengikuti empat Festival Folklore dan di empat kota berbeda yang ada di Spanyol. Festival folklore yang dikuti dalam kegiatan misi budaya ke Spanyol yang pertama adalah 38th Festival Folclorico Internacional de Extremadura yang bertempat di kota Badajos, Spanyol pada tanggal 11 Juli sampai dengan 18 Juli 2017. Festival kedua yang diikuti adalah XXII Festival Internacional de Folklore Villa de Ingenio yang bertempat di pulau Gran Canaria kota Ingenio, Spanyol pada tanggal 18 Juli sampai dengan 25 Juli 2017. Kemudian festival ketiga yang dilaksanakan yaitu VII Festival Internacional de Folklore en Arona yang bertempat di Pulau Tenerife, Kota Arona, Spanyol pada tanggal 25 Juli sampai dengan 31 Juli 2017. Festival terakhir yang diikuti dalam misi budaya ke Spanyol ini adalah XXIV Festival Nacional de Folklore Isla de Gran Canaria yang bertempat di pulau Gran Canaria kota Guia, Spanyol pada tanggal 31 Juli sampai dengan 4 Agustus 2017.

 

Tari tradisional yang dibawakan oleh delegasi Indonesia dalam misi budaya ke Spanyol ini sebanyak 6 tarian, yaitu tari Rampak Kipah berasal dari Aceh yang merupakan penggabungan antara dua tari aceh yaitu tari Seudati dan tari Ratoh Jaroe dengan menggunakan properti kipas terbuat dari rotan tipis, tarian kedua yaitu tari Randai dari Sumatera dengan menggunakan properti Piring serta ada atraksi piring, yang ketiga adalah tari Jari Manis berasal dari Jakarta, selanjutnya yang keempat adalah tari Mandau berasal dari Kalimantan dengan menggunakan properti madau, kemudian yang kelima ada tari Yakonda Berasal dari Papua, dan terakhir tari Bhineka merupakan perpaduan dari berbagai daerah. Tarian yang dibawakan dalam misi budaya ke Spanyol ini merupakan tarian-tarian kreasi baru.

 

Delegasi Indonesia diberikan waktu selama 3 hari untuk berwisata di Ibu Kota Spanyol yaitu Madrid, setelah dalam 4 festival telah terpenuhi. Wisata tersebut dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus sampai dengan 6 Agustus 2017 dan kembali lagi ke Indonesia pada tanggal 7 Agustus 2017 dengan selamat. (mda)