Kuliah tamu ketiga pada Mata Kuliah Pengajaran BIPA pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ dilaksanakan pada Rabu, 9 Juni 2021. Kuliah tamu dimulai pada pukul 15.00 WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB. Pada awal kuliah, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. membuka kegiatan kuliah tamu serta memperkenalkan narasumber, Ibu Dyah Narang-Huth secara singkat kepada para mahasiswa. Sebelum memulai materi, Ibu Dyah Narang kembali memperkenalkan diri dan menjelaskan topik kuliah tamu yang akan dibahas, yaitu Mengajar BIPA Berbasis Budaya dari Jarak Jauh. Materi diawali dengan pengetahuan tentang proporsi keefektifan belajar BIPA yang didominasi dengan aktivitas-aktivitas yang dipraktikkan dan dialami sendiri oleh pemelajar BIPA.

Untuk mengoptimalkan keefektifan belajar tersebut, Ibu Dyah Narang menegaskan bahwa kelas-kelas BIPA sebaiknya disajikan sebagai kelas tematik dengan mengusung budaya Indonesia agar pemelajar BIPA dapat secara aktif merasakan, mempraktikkan, dan mengalami pengalaman berbahasa Indonesia dengan konteks budaya Indonesia. Akan tetapi, situasi pembelajaran jarak jauh (PJJ), menjadi salah satu tantangan yang cukup besar dalam melaksanakan kelas BIPA tematik berbasis budaya. Selanjutnya, Bu Dyah menjelaskan situasi pembelajaran BIPA yang beliau laksanakan dalam konteks luring (tatap muka) dan daring (PJJ).

Ketika pembelajaran masih dapat dilaksanakan secara luring atau tatap muka, Bu Dyah menyelenggarakan kelas budaya di Jerman dengan memberikan contoh-contoh produk budaya asli Indonesia, seperti makanan khas Indonesia, minuman tradisional Indonesia, dan berbagai kerajinan tangan Indonesia sehingga meningkatkan minat pemelajar asing untuk mempelajari BIPA. Akan tetapi, ketika situasi pandemi datang, kelas-kelas tersebut harus beralih menjadi kelas daring (PJJ). Meskipun sulit menghadirkan produk budaya Indonesia secara nyata, Bu Dyah Narang tetap mengusahakan untuk menyajikan budaya Indonesia melalui daring, misalnya dengan menunjukkan foto atau gambar dari kerajinan batik, menyimak permainan musik dari alat musik tradisional Indonesia, serta menayangkan berbagai video lagu dari penyanyi Indonesia yang sedang naik daun.

Setelah menjelaskan situasi pembelajaran BIPA berbasis budaya Indonesia dalam konteks PJJ, Ibu Dyah Narang menunjukkan contoh materi yang beliau kembangkan. Pada contoh tersebut, Ibu Dyah Narang menyajikan materi awal tentang rumah dan berbagai kosakata yang menunjukkan bagian-bagian dari rumah dalam bahasa Indonesia. Sebagai aspek budaya Indonesia, beliau mengintegrasikan pengetahuan tentang rumah tradisional berbagai suku di Indonesia. Untuk perluasan materi budaya Indonesia, dibahas pula arsitektur dari beberapa rumah tradisional di Indonesia sebagai salah satu latihan yang harus dipresentasikan oleh pemelajar BIPA. Selain memaparkan materi pada kuliah umum, Bu Dyah Narang juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa di kelas Pengajaran BIPA untuk berpartisipasi dalam kelas budaya beliau yang diselenggarakan setiap Rabu pukul 23.00—01.00 WIB atau pukul 18.00—21.00 CEST. Pada kesempatan tersebut, para mahasiswa Pengajaran BIPA mengamati jalannya kelas BIPA tematik yang dikelola oleh Bu Dyah Narang. Walaupun terbatas dalam konteks daring, pembelajaran yang disajikan sangat mengasyikkan. Bahkan, beberapa pemelajar BIPA asli Jerman mempresentasikan arsitektur dan pakaian tradisional Minangkabau.