Pertunjukan Seni Teater Kelas Dunia Bertajuk I La Galigo.

[easingslider id=”449″]

I La Galigo merupakan sebuah karya seni teater yang ceritanya diadaptasi dari sebuah naskah berbentuk puisi yang ditulis dalam bahasa Bugis Kuno dari Sulawesi Selatan. Puisi ini terdiri atas sajak bersuku lima yang menceritakan asal mula manusia. Karya seni teater I La Galigo ini sudah mendunia selama 20 tahun dan hadir di banyak negara. Kali ini pertunjukan I La Galigo dipentaskan di Indonesia dan berlangsung pada 3, 5, 6, 7 Juli 2019 di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta.

Dalam versi adaptasi ke atas panggung, Sureq Galigo/wiracarita tentang mitos penciptaan suku Bugis yang terabadikan lewat tradisi lisan dan naskah-naskah. Terekam dalam bentuk syair serta puisi inilah yang menjadi dasar dari sebuah kisah yang menggambarkan petualangan perjalanan, peperangan, kisah cinta terlarang, upacara pernikahan yang rumit, dan pengkhianatan. Semua ini merupakan plot cerita yang kemudian membentuk sebuah cerita besar yang begitu menarik, dinamis, dan memiliki relevansi dengan kehidupan modern di zaman sekarang. I La Galigo bukan teks sejarah, karena isinya penuh dengan mitos dan peristiwa luar biasa lainnya. Hikayat ini dikenal khalayak Internasional secara luas setelah diadaptasi dalam pertunjukan teater I La Galigo oleh sutradara dari Amerika Serikat, Robert Wilson.

Kristiono Soewardjo, S.E., M.Sn., Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Tari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) terlibat dalam pertunjukan seni teater kelas dunia tersebut sebagai salah satu aktor. Beliau juga mendapat tugas tambahan melatih aktor-aktor baru disebabkan banyak aktor lama yang sudah tidak bisa bergabung lagi. Pengalaman melatih aktor-aktor baru tersebut minimal 8 jam sehari. Begitu ketat dan disiplin latihan yang sangat terjadwal dari para pendukung pertunjukan I La Galigo terlihat jelas dari hasil maksimal yang ditampilkan pada saat pertunjukan. (SO)