MAHAKARYA TARI NUSANTARA (MATARA) SEBAGAI AJANG SILATURAHMI SENI TARI DI UNJ

[easingslider id=”328″]

Mahakarya Tari Nusantara atau yang biasa disebut ”MATARA” adalah suatu kegiatan perlombaan berbasis budaya  seni tari yang diadakan oleh BEMP Program Studi Pendidikan Tari, Universitas Negeri Jakarta. Matara mengusung tema dengan pijakan tradisi di dalam setiap acaranya.

Acara tersebut diperuntukan untuk perlombaan tari antar sekolah (SD-SMP-SMA) dan juga umum (Sanggar/komunitas tari). Tari yang diperlombakan adalah tari yang merupakan tari garapan baru bagi sanggar dan komunitas tari, sedangkan untuk sekolah adalah tari-tarian yang merupakan tari kreasi baru.

Dalam penilaian, panitia Matara tidak sembarangan dalam melakukan proses penilaian. Dewan juri yang dipilih merupakan orang-orang yang sudah sangat berpengalaman dan telah berkecimpung lama di dalam dunia tari. Juri-juri tersebut antara lain Arison Ibnur Ibrahim, yang akrab dipanggil Tom Ibnur. Beliau merupakan penata tari Indonesia yang karya tarinya berbasis pada seni tari Minangkabau dan Melayu Pesisir terutama tari Zapin. Kemudian ada Suryandoro, beliau adalah pemilik dari sanggar Swargaloka dan merupakan ayah dari salah satu koreografer muda berbakat Indonesia yaitu Bathara Saverigadi Dewandoro. Dewan juri lainnya adalah B.Kristiono Soewardjo, beliau merupakan koreografer dan juga salah satu dosen pendidik di Prodi Pendidikan Tari Universitas Negeri Jakarta.

Mahakarya Tari Nusantara 2018 di adakan pada tanggal 12-13 Desember 2018 di Universitas Negeri Jakarta. Pada hari pertama yaitu tanggal 12 Desember 2018 merupakan hari dimana perlombaan berlangsung. Perlombaan dibagi kedalam dua kategori yaitu tingkat umum dan sekolah. Sedangkan hari kedua yaitu tanggal 13 Desember 2018 merupakan malam puncak dari acara Mahakarya Tari Nusantara 2018. Bagi yang ingin menikmati acara ini adalah free alias gratis dan terbuka untuk umum.

Malam puncak Matara tidak kalah meriah dengan acara perlombaan di hari sebelumnya. Malam puncak Matara diisi dengan penampilan salah satu Institusi Seni Indonesia yaitu ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung, dan beberapa komunitas tari yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Pertunjukan-pertunjukan tari yang turut memeriahkan acara tersebut antara lain kesenian Reog Ponorogo, Tari Geprak Rempug (Bathari dan Nayu) yang merupakan juara FLS2N Seni Tari 2017, Tari Topeng Cirebon (Eza, mahasiswa tari Universitas Negri Jakarta), tari Bentang Pakidulan (Madawa Dance Team), dan penampilan dari salah satu dosen sekaligus dewan juri yaitu bapak B.Kristiono Soewardjo dengan karya berjudul Nangres.

Matara diadakan sebagai bentuk apresiasi dan wadah penyaluran hasil kreatifitas para koreografer muda Indonesia. Matara juga diadakan untuk menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan upaya pelestarian budaya oleh Program Studi Pendidikan Tari khususnya di bidang senitari tradisi nusantara. Dengan adanya Matara juga membangun jaringan dengan lembaga terkait untuk ikut berperan dalam melestarikan kesenian khususnya seni tari tradisi nusantara. (Kontributor: Nursilah)