KULIAH PERDANA: KOMPETENSI PENDIDIK ABAD XXI

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris, FBS, UNJ, Rabu 23 September 2020 telah mengadakan kuliah perdana yang disampaikan oleh Dr. Itje Chodidjah, M.A (Independent Education Management Professional) dengan judul Kompetensi Pendidik Abad XXI.  Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 56 peserta, mahasiswa angkatan 2020, 2019, alumni MPBI, umum, dosen MPBI, dan Dekanat , serta Kabag TU FBS.

Kuliah perdana kali ini dilakukan secara daring melalui zoom yang dibuka oleh Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Dr. Ifan Iskandar, M.Hum, mewakili Dekan FBS. Dalam sambutan beliau menyampaikan  bahwa dari paparan nara sumber MPBI berharap akan mendapat warna baru dalam mencermati kompetensi Abad XXI dari sisi praksis dan melahirkan ide-ide baru dan kreatif untuk tema riset bagi MPBI.

Selanjutnya, kegiatan ini diawali dengan pengantar tentang keprodian oleh koorprodi MPBI, Dr. Ratna Dewanti, M.Pd yang menyampaikan bahwa mulai semester 113 angkatan 2020/2021 kurikulum PMPBI telah dikemas dalam 36 SKS dari yang sebelumnya 42 SKS. Perubahan itu  dimaksudkan untuk mempercepat masa studi mahasiswa dengan tetap meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan perguruan tinggi. Perubahan tersebut tetap mengacu pada Peraturan Menteri Ristek dan Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi. Nama mata kuliah dan isinya juga telah diupayakan sedemikian rupa untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi tantangan abad XXI.

Sementara itu, dalam paparannya nara sumber menyampaikan ada 14 kompetensi pendidik Abad XXI, di antaranya memiliki kemauan untuk selalu belajar, menjadi panutan sikap dan tutur kata, menunjukan sikap proaktif bukan reatif, , menunjukan sikap peduli, bisa ‘connect’ dengan anak didiknya, mau dan mampu berpikir kreatif, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kolaboratif, mampu bertransformasi dan lain-lain. Dari kompetensi yang disebutkan tersebut, beliau menyimpulkan ada tiga kunci yang menjadi landasan mendidik pada Abad XXI, yaitu pertama, (relationship) hubungan antar pendidik dan peserta didik. Kedua, (sense of purpose); tujuan mengajar, memilih materi ajar, dan ketiga, (genuine love/authenticity); mengajar itu selayaknya sesuatu yang dicintai, berinteraksi dengan peserta didik itu menjadi sesuatu yang membahagiakan hati, menjalani profesi sebagai pendidik merupakan sesuatu yang dicintai.

Tepat pukul 12.00 siang Dr.Itje Chodijah, MA menutup kuliahnya dengan pernyataan bahwa pendidik adalah fasilitator yang terus belajar. Peran pendidik ialah menggeser dari ‘instructing’ pada peserta didik menjadi ‘helping students to construct’ membantu peserta didik untuk mengkonstruk ilmu pengetahuan. Dan hanya mereka yang bersedia menempatkan dirinya sebagai adventurous expedition leaders lah yang mampu memfasilitasi siswa dalam belajar. (DV)