Menurut legenda, ada hewan buas yang berasal dari pegunungan, disebut Nian. Nian muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak, dan bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri mereka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. Dipercaya bahwa dengan melakukan hal itu, maka Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang, memakan ternak, dan hasil panen. Pada suatu hari, penduduk melihat Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah. Nian juga takut dengan suara gemuruh yang berasal dari kembang api. Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Adat-adat pengusiran Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan tahun baru di Cina.

Tahun Baru Imlek merupakan sebuah hari dimana anggota keluarga berkumpul kembali. Seluruh anggota keluarga duduk untuk makan malam tahun baru disebut chu xi (除夕). Makan malam ini adalah acara yang paling ramai dan paling bahagia seperti, makan pangsit, ayam, babi, ikan, dan mengobrol.

Saat Imlek, orang-orang biasa menempelkan bait Tahun Baru Imlek di pintu rumahnya. orang-orang harus meletakkan kata “福” di pintu. Kata “福” berarti kebahagiaan dan keberuntungan. Orang-orang sering kali meletakkan kata “福” secara terbalik dengan harapan keberuntungan telah tiba dan memberikan ucapan “Selamat Tahun Baru” kepada generasi yang lebih tua dalam keluarga.

 

(JS)