Seminar daring lintas prodi Asia Timur 3 bertemakan “Budaya yang Tercermin pada Fim” sukses digelar pada hari Sabtu, 31 Oktober 2020. Seminar ini terselenggara atas kerjasama Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin dan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta.
Seminar daring kali ini mengundang 3 orang narasumber, di antaranya ialah Susi Ong, Ph.D. (Universitas Indonesia), Viana Meilani Prasetio S.S., M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta), dan Susi Andriani, S.S., MTCSOL. (Universitas Negeri Jakarta).
Acara seminar daring dilaksanakan melalui platform Zoom dan live streaming YouTube pada pukul 10.00-12.00 WIB dan dipandu oleh moderator Ibu Ayu Trihardini, M.A., Koorprodi dan dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Jakarta. Seminar diawali dengan pembacaan tata tertib oleh pewara, Ibu Vanya Zelia, S.S., M.Pd.,. Kemudian dilanjutkan dengan laporan dan pembukaan oleh Ketua Pelaksana Kegiatan oleh Ibu Dra. Yuniarsih M.Hum, M.Ed. Setelah acara secara resmi dibuka, para peserta melakukan sesi foto bersama yang dilanjutkan pembacaan daftar riwayat hidup narasumber oleh moderator.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari masing-masing narasumber. Materi pertama disampaikan oleh Ibu Susi Ong, M.Hum. yang membahas “Budaya yang Tercermin dalam Drama TV ‘Hanzawa Naoki”, drama TV di Jepang yang sangat popular dengan pencapaian rating 42,2 %. Film dengan rating tinggi ini dibuat pada tahun 2013 dan ditayangkan ulang pada tahun 2020 dengan pencapaian rating yang sama. Drama TV ini bercerita tentang realita kehidupan dan harapan yang ada pada sosok Hanzawa Naoki dengan karakter yang tegas, tidak pernah terima jika diperlakukan tidak adil oleh atasan, dan selalu berkata-kata dengan singkat, jelas dan tegas. Tokoh Hanzawa Naoki ini dianggap menyuarakan suara masyarakat pada saat itu karena keadaan ekonomi yang mirip dengan keadaan di drama TV tersebut.
Materi berikutnya disampaikan oleh Ibu Viana Meilani Prasetio, S.S., M.Pd., yang membahas drama TV Jepang berjudul 8 Nen Gaoshi No Hanayome/ The 8 year Engagement yang disutradai oleh Takashi Zeze. Ceritanya diangkat dari kisah nyata dari sebuah novel dan sukses dengan penjualan tiket kurang lebih sebanyak dua juta tiket serta mendapat penghargaan akademi Jepang untuk aktor, aktris terbaik, peran pembantu wanita, serta musik terbaik pada tahun 2018. Dari drama TV ini narasumber membuat suatu survei terkait dengan pembahasan Gokon, Senbazuru, Kabuki, perubahan alam (4 musim, terbanyak musim gugur dan musim semi), serta pernikahan ala barat.
Setelah penayangan dua film berbahasa Jepang, materi selanjutnya dengan pembahasan film dari Tiongkok dengan melihat etos belajar, kerja dan sifat rajin dari orang Tiongkok. Pembahasan film ini dipaparkan oleh Ibu Susi Andriani, S.S., MTCSOL dengan sangat menarik dengan menampilkan contoh film kartun Yu Gong Yi Shan, membahas mengenai wujud kerajinan atau dalam bahasa Mandarin yaitu Nuli 努力 dalam beberapa aspek kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Drama Tv berikutnya yaitu Love O2O yang terdiri dari 30 episode dan juga terdapat versi filmnya berdurasi sekitar 2 jam. Drama atau film ini bercerita mengenai kehidupan mahasiswa yang cantik dan tampan jatuh cinta pada dunia maya permainan online. Para mahasiswa ini tidak hanya cantik dan tampan, tetapi juga pintar dalam bidang akademik, olahraga, dan kehidupan bermasyarakat. Inti dari cerita ini dua mahasiswa ini dapat menyeimbangkan kehidupan bermain dan juga kegiatan akademiknya sehingga mereka dapat membagi waktu dengan baik hingga akhirnya mencapai kesuksesan. Pada drama dan film ini juga dibahas mengenai pergeseran budaya dari para remaja saat ini di Tiongkok, seperti pergaulan anak muda, mencari menantu, dan juga pakaian tradisional
Setelah pemaparan materi selesai dilakukan, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab peserta. Peserta seminar sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaa kepada para narasumber. Pertanyaan yang diajukan antara lain : kalimat-kalimat yang diucapkan pada drama TV in apakah sangat berpengaruh pada budaya dan kehidupan masyarakat Jepang dan Tiongkok, fenomena yang muncul untuk membangun kepercayaan para pemimpin masyarakat ketika menjalankan kehidupan, film Jepang yang mengambil genre sejarah sangat sedikit, konsep “nuli” dan “doryoku” dalam bahasa Jepang dan Mandarin mengalami pergeseran makna, berbagi pengalaman menggunakan film sebagai media pembelajarn, serta pergeseran budaya seperti pembagian tugas rumah tangga yang telah mengalami kesetaraan gender, dan masih banyak lagi pertanyaan lain.
Seminar daring ini dihadiri oleh peserta dari berbagai instansi, seperti Universitas Negeri Jakarta, Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Universal Batam, Universitas Sumatera Utara, Universitas Dharma Persada, Universitas Pakuan, Universitas Komputer Indonesia, Universitas Nasional, Universitas Padjajaran, Universitas Bina Nusantara, Indonesia Jepang Edukasi, SMAN 24 Jakarta, SMAN 2 Bekasi, STBA JIA, Akademi Bahasa Asing, dan juga peserta umum lainnya.
Siaran ulang Sedaring Budaya yang Tercermin dalam Film dapat dilihat di saluran YouTube https://youtu.be/4R6f1xbFqIo
RW