Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin (PSPBM) UNJ merupakan salah satu dari 14 prodi yang menjadi pendiri Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia (APSMI). Sesuai dengan kepanjangannya, APSMI mewadahi seluruh program studi Cina/Mandarin perguruan tinggi di Indonesia. Dalam APSMI, PSPBM UNJ berada pada Divisi Kependidikan dan saat ini merupakan satu-satunya Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin di universitas negeri yang membuka program studi melalui pengajuan proposal dan bukan karena mandat. Untuk itu, kehadiran UNJ memberi warna tersendiri dalam asosiasi.
Berdasarkan AD/ART APSMI, setiap tahunnya diadakan Musyawarah Nasional (Munas) sebagai mekanisme terstruktur dalam organisasi. Munas APSMI I telah dilaksanakan pada 28-29 Mei di Universitas Brawijaya, Malang. Tahun ini Munas APSMI II dilaksanakan di Universitas Kristen Petra, Surabaya pada 13-15 Juli 2017.
Kegiatan Munas APSMI II bertema “Penguatan Peran Bahasa Mandarin dalam Rangka Hubungan Diplomatik 66 Tahun Indonesia-Tiongkok.” Bentuk kegiatan berupa diskusi panel per divisi, seminar, dan pelatihan penulisan artikel ilmiah. Acara pembukaan dan seminar dilaksanakan di ruang auditorium Universitas Kristen Petra, sedangkan acara Munas dan pelatihan dilaksanakan di ruang konferensi IV Universitas Kristen Petra, Siwalankerto, Surabaya.
Kegiatan yang diselenggarakan dengan meriah oleh Prodi Sastra Tionghoa UK Petra ini, turut mengundang Konjen Tiongkok di Surabaya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok di Beijing, Direktur Asia Pasifik dan Afrika Kementrian Luar Negeri RI. Kegiatan dihadiri oleh seluruh Ketua Program Studi penyelenggara bahasa Mandarin di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Bina Nusantara, Universitas Bunda Mulia, Universitas Al Azhar Indonesia, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Kristen Petra, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang. Universitas Universal, Universitas Machung, Universitas Widya Kartika dan lain-lain. Selain para ketua prodi, beberapa universitas juga mengirimkan dosen-dosennya untuk turut hadir. Begitupun PSPBMUNJ, yang hadir dengan 5 orang dosen.
Pada sesi diskusi, Munas II APSMI membahas terutama mengenai: (1) usulan APSMI terhadap nomenklatur program studi, (2) profil lulusan dan standar kompetensi lulusan pada setiap divisi di APSMI. Keseluruhan diskusi terlaksana dengan baik dengan produk keluaran berupa dokumen pengesahan usulan nomenklatur dan SKL kepada Belmawa, Dikti.
Kehadiran APSMI sudah barang tentu merupakan bentuk dari kepedulian anggotanya dalam rangka pengembangan kualitas pengajaran bahasa Mandarin di Indonesia. (AT)