Belajar bukanlah sekadar menghapal, melainkan mengonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Berdasarkan prinsip tersebut, pada siklus ke-2, kegiatan yang dilaksanakan oleh Laskar Bahasa 4 tidak hanya workshop penyusunan perangkat pembelajaran di dalam kelas. Akan tetapi, Laskar Bahasa 4 juga melaksanakan studi wisata ke Ragunan pada 5 Mei 2016. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi (LHO) dan teks fabel melalui pengalaman nyata, yaitu berkunjung ke kebun binatang Ragunan.

Kegiatan studi wisata ke Ragunan diikuti oleh dua puluh tiga peserta PPG SM-3T Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ. Selain membawa misi seputar pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi (LHO) dan teks fabel, kegiatan ini juga sebagai ajang berwisata bagi para peserta. Laskar Bahasa 4 memanfaatkan kesempatan ini untuk melupakan sejenak rutinitas kegiatan workshop di kampus. Selain itu, mengunjungi Kebun Binatang Ragunan menjadi pengalaman pertama bagi beberapa peserta yang berasal dari Aceh, Riau, Kalimantan, Solo, dan Yogyakarta.

Ragunan menawarkan sisi lain dari hingar-bingar kehidupan di ibu kota. Di sana, Laskar Bahasa 4 dapat menikmati udara segar Kota Jakarta sembari menyaksikan kekayaan flora dan fauna Indonesia. Keberagaman fauna di Ragunan, seperti: ular, gajah, harimau putih, harimau loreng, rusa, unta, jerapah, gajah, kancil, beruang, burung-burung, orang utan, kera, buaya, kuda nil, dan lain sebagainya. Melalui kegiatan pengamatan terhadap keberagaman flora dan fauna tersebut, selanjutnya para peserta menyusun teks laporan hasil observasi (LHO). Selain itu, para peserta juga menyusun teks fabel berdasarkan inspirasi yang didapatkan selama bercengkrama dengan hewan-hewan di Ragunan. Kedua jenis teks tersebut akan dibahas di kelas selama proses pendalaman materi.

Melalui kegiatan berwisata ke Ragunan ini, diharapkan Laskar Bahasa 4 dapat menerapkan metode pembelajaran karya wisata sebagai salah satu model dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi (LHO) dan teks fabel. Meskipun dikatakan klasik, penerapan model pembelajaran karya wisata dapat membantu siswa dalam proses memahami materi pelajaran. Hal ini disebabkan metode belajar ini mengajak siswa untuk terjun langsung ke dalam lingkungan dan dunia luar. Dengan demikian, siswa membangun pengetahuannya melalui pengalaman nyata yang dialami dan dirasakan. (USS)