Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) SM-3T dibagi atas lima kegiatan besar, yaitu: Workshop Subject Specific Pedagogy (SSP), penyusunan PTK, pelaksanaan PPL di sekolah, Ujian Tulis Lokal (UTL), dan Ujian Tulis Nasional (UTN). Pada semester pertama, kegiatan yang dilaksanakan adalah workshop SSP (berupa pendalaman materi, penyusunan perangkat pembelajaran, dan peerteaching), serta penyusunan PTK. Kegiatan tersebut dibagi ke dalam enam siklus dan dibimbing oleh instruktur yang berbeda-beda pada setiap siklusnya.

Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ beserta Koordinator PPG Prodi PBSI mengikutsertakan Laskar Bahasa 4 untuk menimba ilmu dari berbagai seminar yang dilaksanakan oleh prodi. Seminar yang diikuti oleh Laskar Bahasa 4 di antaranya:
1) Internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) oleh Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. pada 29 Maret 2016.

Proses menuju internasionalisasi Bahasa Indonesia dilakukan dalam tiga usaha sesuai amanat dan tujuan negara. Pertama, usaha pengembangan. Usaha ini ditandai dengan terbitnya buku-buku, seperti: KBBI, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Kedua, usaha pembinaan. Usaha ini salah satunya adalah dengan mencetak pengajar Bahasa Indonesia untuk penutur Indonesia (BIPI). Ketiga, usaha pelindungan. Usaha ini salah satunya ditandai dengan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai objek kajian dalam penulisan penelitian dan jurnal.

2) Kajian Sastra dengan Pendekatan Mutakhir oleh Bisri Efendi pada 30 Maret 2016.

Kajian sastra sudah tidak lagi berkutat pada struktur, tetapi lebih pada sastra sebagai produk kebudayaan. Kajian sastra dilakukan dengan pendekatan budaya. Kajian yang dilakukan adalah mengkaji makna yang ada di dalam karya sastra tersebut. Memaknai karya sastra berarti memaknai proses di dalamnya. Sementara itu, mutakhir berarti mengaitkan dengan situasi global. Dengan demikian, kajian sastra dengan pendekatan mutakhir memperhatikan dua unsur, yaitu:  isu-isu global dan konsentrasi pada bagaimana gerakan-gerakan lokal mempengaruhi gerakan internasional (global).

3) Prospek Pengembangan Bahasa dan Sastra Melayu Betawi sebagai Muatan Lokal di Sekolah oleh Andi Sopandi, M.Si.

Penerapan muatan lokal bahasa dan budaya Betawi dapat dilakukan dengan beberapa strategi. Strategi tersebut di antaranya: peningkatan payung hukum muatan lokal, peningkatan kebijakan alokasi anggaran pengembangan mulok, optimalisasi kebijakan kompetensi tenaga pengajar mulok, peningkatan aksesibilitas informan dan komunikasi pengembangan mulok, peningkatan kapasitas kelembagaan sebagai pendukung mulok, peningkatan pendampingan pembinaan kompetensi pengajar mulok, peningkatan kapasitas materi media dan bahan ajar, serta peningkatan partisipasi masyarakat, dalam pengembangan mulok. (USS)