Berdasarkan hasil rekonstruksi kurikulum KKNI Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tahun 2012, diputuskan bahwa dalam struktur kurikulum Prodi PBSI FBS UNJ ditambahkan mata kuliah pilihan wajib sebagai penciri prodi yang terletak di DKI Jakarta, yaitu mata kuliah Kajian Bahasa dan Budaya Betawi. Mata kuliah ini berbobot 4 SKS. Dosen pengampu mata kuliah ini ialah Bapak Drs. Sam Mukhtar Chaniago, M.Si. berkolaborasi dengan Ketua Pusake Betawi, Ibu Dr. Tuti Tarwiyah Adi, M.Si.

Perkuliahan Kajian Bahasa dan Budaya Betawi ini tak saja hanya dilakukan dengan tatap muka berisi teori atau konsep kebetawian. Namun, para mahasiswa berkesempatan mengikuti pemagangan di Lembaga Kebudayaan Betawi,  komunitas-komunitas Betawi atau sanggar-sanggar Betawi, bahkan tidak hanya itu saja,  para mahasiswa pun dapat magang dengan tokoh-tokoh Betawi, seperti Bapak Abdul Chaer, Bapak Yahya, dan lain-lain.

Ujian akhir semester perkuliahan Kajian Bahasa dan Budaya Betawi dilaksanakan melalui kegiatan Seminar Betawi yang diadakan di Gedung Ki Hajar Dewantara Lantai 8 UNJ pada Selasa, 11 Juli 2017 pukul 09.00-16.00.  Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dekan FBS, Ibu Dr.  Liliana Muliastuti, M.Pd. Tampak hadir Koordinator Prodi PBSI, Ibu N. Lia Marliana, M.Phil.(Ling.) menemani para dosen pengampu hingga siang hari. Kedua dosen pengampu hadir menilai para mahasiswa yang maju secara berkelompok berunjuk kinerja di depan, dengan topik yang berbeda-beda. Ada kelompok Kuliner Betawi, kelompok Gambang Rancak Betawi, kelompok Palang Pintu, kelompok Kosidah, Kelompok Kembang Kelape, dan kelompok Sohibul Hikayat.

Yang menjadi penciri mata kuliah Kajian Bahasa dan Budaya Betawi yang diselenggarakan Prodi PBSI FBS UNJ adalah keterkaitan materi perkuliahan dengan implikasi terhadap pembelajaran muatan lokal Betawi di sekolah. Para mahasiswa yang kelak akan mengajar di wilayah DKI Jakarta, mesti mengenal benar bahasa dan budaya Betawi sebagai bagian dari kearifan lokal yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada siswa dalam bentuk mulok Betawi. (nlm)