Tahun ini ada yang berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dam Sastra Indonesia (PBSI) FBS UNJ yang biasanya mengunjungi Pulau Jawa, Bali, atau Lombok; kini menjelajah ke Negeri Jiran Malaysia dan Singapura pada 29 Maret-2 April 2017 yang lalu.

Kini, semua hasil observasi dan data yang telah dikumpulkan di tempat KKL, yaitu Sekolah Indonesia Kuala Lumpur dan Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Kuala Lumpur harus dilaporkan dalam Seminar Hasil KKL Mahasiswa di Aula S UNJ, pada 27 April 2017 dari pukul 09.00-16.00 WIB. Sebanyak 88 mahasiswa peserta KKL hadir ditambah mahasiswa undangan dari Angkatan 2015 sebanyak 49 orang yang pada tahun mendatang mengikuti kegiatan KKL.

Ketua panitia KKL M.Iqbal mengawali kegiatan dan mempersilakan Koorprodi PBSI untuk menyampaikan sambutan sekaligus membuka secara resmi kegiatan Seminar Hasil KKL tersebut. Koorprodi PBSI yang juga merupakan Dosen Pembimbing KKL bersama Ibu Marlina, M.Pd. mengawal kegiatan hingga akhir acara sambil menilai hasil paparan dan presentasi kelompok demi kelompok pada tiga kelas, yaitu 3 PB 1, 3 PB 2, dan 3 PB 3.

Presentasi hasil observasi dan hasil praktik pengajaran makro mahasiswa di SIKL sangatlah bagus dan menginspirasi. Wawasan tentang Sekolah Indonesia Kuala Lumpur dan Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Kuala Lumpur yang diberikan sangat bermanfaat tak hanya bagi peserta KKL juga bagi adik kelas mereka yang hadir menyimak dan mencermati semua paparan kakak kelasnya. Kelompok-kelompok tersebut menyuguhkan informasi mengenai kurikulum dan RPP, metode pembelajaran, media pembelajaran dan sarana prasarana sekolah, evaluais pembelajaran yang berlaku, hingga minat baca siswa dan keterbacaan buku teks yang dipakai siswa di sekolah. Tiga kelompok mewakili kelas masing-masing pun menjadi guru dalam pengajaran makro di kelas dalam 20 menit praktik mengajar di SD, SMP, dan SMA Indonesia Kuala Lumpur.

Pada akhir seminar, tampak Koorprodi PBSI mengundang Ibu Arik Arini seorang guru yang mendedikasikan hidupnya mengajar siswa Indonesia di Kinabalu dan kini akan mengajar di Serawak, bersama suaminya yang juga guru di Kinabalu Malaysia. Beliau membagikan pengalamannya mengajar anak-anak TKI kepada semua peserta seminar. (nlm)