Pada Kamis, 10 September 2020, pukul 13.00-15.00 WIB, Himpunan Sarjana Kesusatraan Indonesia Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan webinar seri 3 dengan tema Bahasa dan Budaya Praktik Kebohongan Publik di Era Digital yang dilakukan secara daring melalui zoom meeting. Acara tersebut dihadiri oleh Dekan FBS UNJ, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd., Koorprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Dr. Siti Ansoriyah, M.Pd., serta dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UNJ, Rahmah Purwahida., S.Pd. M.Hum., Etsa Purbarani, M.Pd., dan Reni Oktaviani, M.Pd. Peserta yang hadir dalam acara tersebut kurang lebih sebanyak 350 orang.

Acara ini diawali dengan sambutan Dekan FBS UNJ sekaligus Ketua Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. Moderator dalam acara ini yaitu Dosen Sastra Inggris UNJ sekaligus Sekretaris Kantor Urusan Internasional UNJ, Diyantari, M.App.Ling. Narasumber dalam acara ini Direktur Pengembangan Akademik dan Sumber Daya Pembelajaran Universitas Indonesia, Manneke Budiman, Ph.D. Beliau memaparkan materi tentang Bahasa, Budaya dan Berita Palsu di Era Digital.

Beliau menjelaskan bahwa tidak ada satupun aspek kehidupan yang terlepas dari internet. Kini internet praktik menjadi satu-satunya jembatan kita dengan dunia luar. Formasi pengetahuan atau wacana selalu berkaitan dengan praktik kekuasaan dan menghasilkan rezim kebenaran. Kebenaran tidak berada di luar kekuasaan dan dibentuk oleh berbagai kekangan yang meregulasi efek kekuasaan.

Beliau juga mengatakan bahwa kebohongan publik terjadi ketika ada ketidaksesuaian antara preferensi personal dengan preferensi publik.  Ada beberapa pemicu popularitas berita palsu yaitu produksi berita palsu yang semakin efisien karena digitalisasi dan berita palsu yang sensasional mendatangkan banyak iklan serta pendapatan besar. Selain itu, generasi Y yang mengandalkan sumber informasi utama pada media juga menjadi salah satu pemicu popularitas berita palsu. (RO)