Keterampilan membaca teks perangkat upacara tidak hanya harus dikuasai oleh para siswa, gurunya pun bahkan harus lebih mahir sehingga dapat mengajari siswa cara membaca teks perangkat upacara dengan benar. Hal inilah yang menjadi topik sentral dalam Pelatihan Keterampilan Membaca Teknik yang dilaksanakan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam rangka Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (abdimas).

Kegiatan abdimas Prodi PBSI tahun ini yaitu Pengembangan Gerakan Literasi Sekolah Berbasis Kurikulum 2013 di SDN Cinyosog 01 Cileungsi. Sabtu ini, giliran kegiatan pelatihan keterampilan membaca teknik bagi para guru di SD tersebut.

Pelatihan dilaksanakan pukul 13.00-16.00. Walaupun ditemani hujan deras, para peserta pelatihan tetap bersemangat berlatih membaca nyaring melebihi nyaringnya suara hujan di luar ruangan pelatihan. Mereka mempraktikkan membaca teks perangkat upacara. Narasumbernya, N. Lia Marliana, S.Pd., M.Phil.(Ling) mencontohkan cara membaca nyaring teks perangkat upacara, dari teks Pancasila, teks UUD 1945, doa, dan susunan upacara dengan benar. Semua peserta terbagi atas tiga kelompok. Satu demi satu kelompok maju mempraktikkan cara membacakan teks perangkat upacara. Narasumber menerapkan penilaian antarteman dan penilaian diri. Setelah satu kelompok maju, narasumber meminta dua kelompok lain untuk menanggapi. Lalu setiap individu dalam kelompok menyampaikan kesalahan/kekurangan masing-masing saat membaca tadi. Pelatihan ini bertujuan agar para guru dapat melatihkan kembali keterampilan membaca teknik dan menerapkan penilaiannya kepada para siswa. Pada pelatihan ini juga, narasumber memberikan contoh-contoh rubrik penilaian diri, penilaian antarteman, dan penilaian dari guru terhadap siswa dalam kemampuan membaca siswa berdasarkan Pedoman Gerakan Literasi Sekolah untuk SD. (nlm)