Revolusi industri 4.0 menuntut Tenaga Kependidikan (tendik) untuk terus maju dan berkembang. Tendik harus memiliki keterampilan ekstra agar dapat mengimbangi kebutuhan layanan. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa Inggris, yang kini telah menjadi kebutuhan dalam interaksi sosial baik secara lisan maupun tulisan. Kepedulian Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) terhadap peningkatan keterampilan para tendik ini baik di lingkungan FBS maupun Universitas Negeri Jakarta terejawantahkan dalam rangkaian program pelatihan oleh para dosen FBS melalui payung kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M).
Agenda perdana kegiatan P2M digagas oleh dosen Tim P2M Program Studi Sastra Inggris FBS, yaitu Nurul Adha Kurniati, S.S., M.Hum. dan Nurbaity, S.S. M.Hum. Bersama-sama dengan mahasiswa, M. Latief Busyeri dan Annisa Kusumawardhani, kedua dosen muda FBS ini berfokus pada peningkatan keterampilan Bahasa Inggris bagi tendik dengan melakoni kegiatan bertajuk “Speaking for Social Interaction and Written Expressions in Email” yang diselenggarakan dalam 3 sesi berturut-turut pada 12, 19, dan 26 Juni 2021 secara daring melalui platform zoom meeting. Tujuan dari kegiatan adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri bagi tendik dalam mengembangkan kemampuan berbahasa asing, yaitu bahasa Inggris, serta meningkatkan keterampilan dalam merespon surat elektronik dengan bahasa pengantar, bahasa Inggris. Oleh karena itu, tajuk kegiatan sangat berkorelasi untuk diimplementasikan.
Pelatihan bahasa Inggris diikuti oleh 26 peserta yang terdiri atas 23 tendik dari FBS, dan 3 tendik dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial. Sebagai pemanasan, sesi awal pelatihan membahas materi tentang Greetings dan Introduction. Fokus materi adalah percakapan dimana para peserta dilatih untuk bisa menyampaikan salam, memperkenalkan diri sendiri dan orang lain, menanyakan kabar dan meresponnya, serta mengucapkan selamat tinggal. Peserta sangat bersemangat terlibat dalam tugas-tugas interaktif membuat percakapan dan bermain peran. Sesi kedua menyoal Giving Opinions, Expressions dan Writing an Email. Peserta dilatih untuk dapat memberikan opini, menyatakan persetujuan atau ketidaksetujuan, serta memberikan konfirmasi atas suatu hal. Selain itu, sesi ini juga mengajarkan peserta bagaimana menyusun surat dalam bahasa Inggris sesuai dengan struktur surat, mulai dari penulisan perihal, pembukaan, isi surat, hingga penutup. Dan pada sesi akhir, peserta belajar tentang Explaining Procedures, Replying to an Email, dan Ending an Email. Peserta diperkenalkan dengan cara menjelaskan prosedur atau langkah-langkah melakukan sesuatu dalam bahasa Inggris disamping berlatih cara menjawab dan menutup email dengan menggunakan diksi persuratan yang lazim.
Kegiatan pelatihan dikemas dalam suasana yang akrab sehingga interaksi positif antara para pemateri dan peserta terbangun dengan sangat kondusif. Pemateri menyajikan materi dengan gamblang, memotivasi peserta agar percaya diri untuk berekspresi, melatih kemampuan peserta untuk bercakap-cakap dalam bahasa Inggris, menghilangkan rasa malu dan menumbuhkan keberanian untuk berpartisipasi aktif dalam tanya jawab, diskusi, atau penugasan. Metode pelatihan dirancang juga melalui diskusi kelompok, dimana peserta bermain peran dalam breakroom masing-masing. Metode ini dilakukan agar peserta merasa nyaman untuk bereksplorasi kendati mereka belum terlalu terampil berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Para peserta sangat bersemangat mengekspresikan ide-idenya dibantu dan didampingi oleh para dosen dan tutor.
Kegiatan pelatihan bahasa Inggris ini menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman kepada para tendik sehingga tendik dapat selalu termotivasi untuk belajar dan belajar. Dampak pelatihan perlahan-lahan dapat dirasakan khususnya bagi mereka yang terlibat langsung membantu program studi melayani dosen asing atau layanan administrasi kerja sama luar negeri. Semoga kegiatan pelatihan semacam ini menjadi agenda rutin bagi tendik melalui pintu sinergi para dosen dalam kegiatan P2M untuk meningkatkan kualitas tendik karena sejatinya, dampak pelatihan akan semakin nyata dengan adanya continuous reinforcement yang seyogyanya dapat dilaksanakan secara periodik. (ren)